
Sampai ke Singapura, 6 Negara Dunia Dilanda Krisis Energi

5. Lebanon
Krisis energi saat ini telah merambah ke Timur Tengah. Salah satu negara di kawasan itu, Lebanon, harus mengalami krisis listrik akibat kehabisan bahan bakar.
Mengutip USA Today, perusahaan penyedia layanan listrik di negara itu, Electricite De Liban, sejak pekan lalu harus menutup dua pembangkit listrik utama akibat kehabisan bahan bakar. Tak tanggung-tanggung, total tenaga listrik yang hilang mencapai 270 megawatt.
"Dua pembangkit listrik utamaLebanonterpaksa ditutup setelah kehabisan bahan bakar," ujar perusahaan itu.
Sektor energi di Lebanon sendiri sebenarnya telah merasakan krisis energi sejak beberapa bulan lalu. Pada Agustus, negara yang memiliki simbol Pohon Cedar itu mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Ini membuat warga di negara itu melakukan beberapa aksi nekat kepada truk tangki minyak.
Sementara itu, Electricite De Liban terus beroperasi dengan kerugian tahunan hingga US$ 1,5 miliar, dan telah merugikan negara lebih dari US$ 40 miliar selama beberapa dekade terakhir.
6. Singapura
Krisis energi global sepertinya sudah sampai ke negeri tetangga RI, Singapura. Sejumlah perusahaan pengecer listrik di negara itu kini bertumbangan.
Dua di antaranya Ohm Energy dan iSwitch. Perusahaan menghentikan operasi mereka di Singapura dengan alasan pasar listrik yang bergejolak.
Ohm Energy akan mentransfer semua rekening pengguna ke SP Group, perusahaan listrik milik negara di Singapura, Oktober. iSwitch sendiri mengaku akan menghentikan operasi 11 November melalui webnya.
Otoritas Pasar Energi (EMA) mengatakan pengecer listrik menghadapi tantangan karena situasi yang "luar biasa" di sektor energi.Pasar grosir listrik telah mengalami volatilitas harga yang lebih tinggi.
Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan global untuk gas alam disertai penurunan produksi gas alam dan batu bara. Di Singapura, ada permintaan listrik yang lebih tinggi dari biasanya, dengan permintaan puncak sebesar 7.667 megawatt yang tercatat pada 12 Oktober.
"Ada juga pembatasan gas alam perpipaan dari West Natuna (RI) dan rendahnya gas yang dipasok dari Sumsel," kata EMA menjelaskan penyebab lagi, dikutip dari media setempatChannel News Asia (CNA)Senin (18/10/2021).
Singapura memiliki sistem Pasar Listrik Terbuka (OEM) yang meliberalisasi kelistrikan. Diluncurkan di 2018, konsumen bisa mendapatkan pilihan dan fleksibilitas tinggi saat membeli listrik.
(sef/sef)[Gambas:Video CNBC]
