
Anak Muda Ogah Nikah, China Mustahil Jadi Superpower Dunia!

Tidak ingin masalah ini semakin berlarut-larut, Presiden Xi memutuskan untuk mengubah struktur ekonomi China. Jangan lagi investasi menjadi motor pertumbuhan ekonomi, karena akan menambah beban utang.
Oleh karena itu, konsumsi rumah tangga harus jadi yang utama. Memang laju pertumbuhan ekonomi tidak akan secepat jika didorong oleh investasi, tetapi konsumsi menjanjikan sesuatu yang lebih stabil dan berjangka panjang. Ekonomi China mungkin sulit untuk tumbuh dua digit, tetapi lebih baik begitu daripada tersandera oleh gunungan utang.
Agar konsumsi bisa tampil sebagai 'pemeran' utama, kuncinya adalah manusia. Semakin banyak manusia, maka konsumsi akan semakin meningkat dan diharapkan mampu menggantikan peran investasi.
So, wajar jika China ingin jumlah penduduknya terus bertambah. Namun kalau anak muda enggan menikah, apalagi memiliki keturunan, bagaimana itu bisa terjadi?
"Dua masalah terbesar di China adalah demografi dan utang. Jika China ingin menyusul AS sebagai perekonomian terbesar dunia, maka dibutuhkan pertumbuhan ekonomi sekitar 6% per tahun hingga 2050. Itu tidak akan terjadi," sebut Charles Parton, Senior Associate Fellow di Royal United Services Institute, dalam tulisan berjudul China is Not the Next Superpower and We Should Stop Fearing It, yang diterbitkan City AM.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)