Covid-19 di RI Reda, Tapi Gelombang III adalah Ancaman Nyata!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 September 2021 09:45
Ilustrasi Kendaraan di Jakarta
Foto: Ilustrasi Kendaraan di Jakarta (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Namun apakah semua memang sudah baik-baik saja? Apakah rakyat Indonesia sudah bisa hidup normal seperti dulu lagi?

Sayangnya, mungkin masih terlalu awal untuk menyatakan kemengangan melawan virus corona. Pandemi belum berakhir, bisa mengganas kapan saja jika kita tidak waspada.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberi wanti-wanti bahwa Indonesia harus bersiap menghadapi risiko serangan virus corona gelombang III. Kemunculan virus corona varian Mu membuat risiko tersebut tidak bisa dikesampingkan.

Seperti flu, virus corona akan lebih mudah menular ketika terjadi peningkatan intensitas kontak dan interaksi antar-manusia. Inilah yang sedang terjadi, sehingga memunculkan risiko penularan.

Mengutip laporan Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, rata-rata kunjungan masyarakat Indonesia ke tempat perbelanjaan ritel dan rekreasi selama tujuh hari pada 15-21 September adalah 1,86% di bawah normal. Lebih padat ketimbang rerata tujuh hari terakhir yakni 3,57% di bawah hari biasa sebelum pandemi.

Data lain yang menunjukkan peningkatan mobilitas masyarakat Ibu Pertiwi adalah Apple Moblity Index. Dalam tujuh hari selama 19-25 September 2021, rata-rata indeks mobilitas dengan mengemudi adalah 124,14 setiap harinya. Lebih tinggi ketimbang rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 118,93 per hari.

Indeks di atas 100 menunjukkan mobilitas berada di atas situasi sebelum pandemi. Jika Anda tinggal di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, maka kemacetan yang mulai kembali menjadi pemandangan sehari-hari menunjukkan hal tersebut. Seakan kondisi sudah normal seperti dulu lagi...

Pada akhirnya, pandemi terkendali atau tidak akan ditentukan oleh kedisiplinan seluruh pihak, termasuk masyarakat. Menjaga protokol kesehatan adalah syarat mutlak agar virus corona tidak kembali 'menggila'.

Untuk saat ini, kala pandemi belum berakhir, ada baiknya kita semua menjaga diri. Andai tidak ada keperluan mendesak, sebaiknya tetap #dirumahaja.

Jangan sampai kita terlarut dalam euforia dan kemudian abai terhadap protokol kesehatan. Sebab kalau sampai pandemi kembali ganas, maka pemerintah tentu akan memperketat PPKM seperti awal Juli 2021 lalu. Kebijakan ini efektif dalam pengendalian pandemi, tetapi melumpuhkan sendi sosial-ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular