
Kronologi Turki hingga Iran Serang Taliban di Afghanistan

Jakarta, CNBC Indonesia - Taliban kini menjadi penguasa resmi Afghanistan. Namun bukan dukungan penuh yang didapatkan melainkan sindiran dan kritikan.
Setidaknya hal ini dilontarkan Turki, Iran hingga Eropa. Hal ini terkait beberapa kasus yang berbeda namun tetap mengarah ke tindakan dan peraturan yang dimuat kelompok itu.
Turki Belum Mau Akui Taliban
Dalam komentar terbarunya, negeri Presiden Recep Tayyip Erdogan itu meminta dunia tidak terburu-buru mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dalam sebuah wawancara.
Cavusoglu menyuarakan kehati-hatian tentang hubungan Turki dan kelompok Islam fundamentalis itu. Ia juga meminta pemerintahan baru Afghanistan bersifat inklusif, menambahkan pentingnya perempuan dan kelompok etnis lain diberikan jabatan menteri.
"Tidak perlu terburu-buru... Ini adalah saran kami ke seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional," katanya, dikutip dari AFP, Selasa (7/8/2021).
Di sisi lain, Turki sedang mengadakan pembicaraan dengan Taliban di Kabul soal operasi Bandara Internasional Hamid Karzai. Tidak jelas apakah pernyataan Cavusoglu muncul terkait dengan pembicaraan kedua pihak.
Namun Turki menegaskan akan bekerja sama dengan Qatar dan Amerika Serikat (AS) jika bandara resmi dioperasikan. Syarat lain pun diberikan, termasuk pembukaan bandara untuk penerbangan regular, khususnya untuk misi kemanusiaan, evakuasi warga sipil yang masih terdampar dan membangun misi diplomatik.
Kecaman dari Iran
Iran mengecam keras Taliban pasca serangan militer kelompok itu ke Lembah Panjshir, Afghanistan, Minggu (5/9/2021). Ini merupakan kritikan pertama Iran ke Taliban. Iran sendiri didominasi Muslim Syiah sedangkan Taliban Sunni.
"Berita yang datang dari Panjshir, benar-benar mengkhawatirkan... Serangan itu sangat terkutuk," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, Senin (6/9/2021).
"Mengenai masalah Panjshir, saya bersikeras pada fakta bahwa itu diselesaikan dengan dialog di hadapan semua tetua Afghanistan," lanjut Khatibzadeh.
"Taliban harus sama-sama menghormati kewajiban mereka dalam hal hukum internasional, dan komitmen mereka ... Iran akan bekerja untuk mengakhiri semua penderitaan rakyat Afghanistan demi mendirikan pemerintahan perwakilan untuk semua warga."
Lembah Panjshir adalah satu-satunya dari 34 provinsi di Afghanistan yang tetap di luar kendali Taliban. Kelompok yang juga menamai dirinya dengan Imarah Islam itu mengambil alih pemerintahan Afghanistan sejak 15 Februari.
Baku tembak disebut terjadi antara Taliban dan pasukan di Lembah Panjshir, Front Perlawanan Nasional (NRFA). Namun dalam updatenya terakhir, Taliban mengklaim menguasai wilayah itu sepenuhnya meski NRFA mengaku masih memiliki pasukan yang siap menyerang.
Iran sendiri berbatasan 900 kilometer dengan Afghanistan. Negeri itu sudah menjadi rumah bagi 3,5 juta pengungsi Afghanistan dan khawatir akan adanya gelombang baru.
Halaman 2>>