
Sederet Benefit Mobil Listrik: Tekan Impor Bensin-Lebih Irit!

Darmawan memaparkan emisi yang dikeluarkan oleh satu liter bensin mencapai 2,4 kg karbon dioksida. Itu sejajar dengan 1,3 kWh listrik yang emisinya dia sebut hanya separuhnya, yakni 1,2 kg CO2.
Ditambah sudah ada beberapa pembangkit PLN yang sudah beralih ke pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti energi surya, panas bumi, dan lainnya, sehingga emisinya semakin bisa ditekan.
"Di tambah emisinya ada di pembangkit kami, yang kami sudah ada kendali terhadap lingkungannya. Emisi terhadap lingkungan berkurang 50%," ungkapnya.
Pemerintah bersama dengan PT PLN (Persero) berencana mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara mulai 2025 mendatang. Langkah ini menjadi upaya untuk menuju netral karbon pada 2060.
Pada 2030 ditargetkan akan terjadi pengurangan kapasitas PLTU 1 Giga Watt (GW) dari rencana pensiunkan PLTU Subcritical tahap pertama. Akan terus berlanjut secara bertahap hingga akhirnya pada 2056 tidak akan ada lagi PLTU beroperasi.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasitas pembangkit listrik berbasis EBT hingga 2020 mencapai 10.467 MW. Pada tahun 2021 ini ditargetkan meningkat menjadi 12.009 MW.
"Ini capaian bagus, untuk mencapai 23%, kerja 4-5x dari sekarang, sehingga bisa declare di tahun 2025 target 23% bisa tercapai," paparnya dalam webinar IESR, Kamis (19/08/2021).
Dadan memaparkan sumber EBT terbesar yang dimiliki Indonesia adalah energi surya dengan total potensi mencapai 207,8 Giga Watt (GW), namun pemanfaatannya baru 0,1% saja. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pemanfaatan PLTS, salah satunya melalui PLTS Atap.
(wia)[Gambas:Video CNBC]
