
Sederet Benefit Mobil Listrik: Tekan Impor Bensin-Lebih Irit!

Pemakaian mobil listrik diperkirakan bakal menjadi tren di masa depan. Manfaatnya tidak hanya menekan impor BBM, tapi juga membuat ongkos lebih hemat jika dibandingkan menggunakan kendaraan berbasis BBM.
Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, biaya operasional mobil listrik hanya seperlima dibandingkan mobil konvensional berbahan bakar minyak
Dia mengaku pernah membuktikan hal tersebut dengan berkendara dengan rute Jakarta - Bali. Untuk menempuh rute tersebut, mobil berbahan bakar bensin menghabiskan BBM jenis Pertamax senilai Rp 1 juta.
Akan tetapi, menggunakan mobil listrik dengan jarak tempuh yang sama hanya menghabiskan ongkos seperlima dari biaya kendaraan berbahan bakar minyak, yakni hanya sebesar Rp 200 ribu.
"Titik utama tren mobil listrik di masa depan, pertama yang paling mendikte bagaimana operasional mobil listrik hanya seperlima dari mobil BBM. Ini kita kemarin coba ke Bali," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (01/02/2021).
Dia menjelaskan, setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilo Watt hour (kWh) listrik. Harga bensin per satu liter sekitar Rp 7.000-Rp 8.000, sementara tarif listrik per satu kWh hanya sekitar Rp 1.400-an.
Darmawan menjelaskan, mengacu pada hukum kekekalan energi, penggunaan BBM tidak efisien karena energinya lebih banyak diubah menjadi panas daripada kinetik. Sementara kendaraan listrik energinya lebih banyak diubah menjadi energi kinetik.
"Kalau 1,3 (kWh) ya sekitar Rp 1.800 lah atau Rp 1.700. Sejajar dengan satu liter bensin Pertamax atau katakan sekitar Rp 7.000-8.000, underlying hukum kekekalan energi," jelasnya.
Penggunaan kendaraan listrik akan lebih hemat lagi jika pengisian daya dilakukan di rumah pada pukul 10.00 malam sampai pagi hari. PT PLN (Persero) memberikan diskon 30%, sehingga harga listrik hanya sekitar Rp 1.000 per kWh.
"Artinya, kalau bayar listrik rumah tangga biasanya Rp 1.400-an per kWh, jika ngecas (kendaraan listrik) pada malam hari, turun jadi sekitar Rp 1.000 per kwh," paparnya.
(wia)