Internasional

Taliban Kuasai Afghanistan & Surat Hukuman Mati Warga

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 25/08/2021 09:05 WIB
Foto: AP/Rahmat Gul

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok Taliban dilaporkan mengeluarkan hukuman mati kepada seorang warga Afghanistan. Ia dituduh membantu Amerika Serikat (AS) dengan memberikan keamanan kepada saudaranya, yang bertugas sebagai penerjemah pasukan Joe Biden.

Hal ini diketahui dari sebuah surat yang ditulis tangan oleh kelompok tersebut, soal perintah agar pria itu untuk hadir dalam sidang. Surat itu kemudian disusul surat lainnya, yang berisi pemberitahuan tentang ketidakhadirannya di sidang yang dijadwalkan.


"Anda telah dituduh membantu Amerika," tulis Taliban dalam surat itu, sebagaimana dikutip dari CNN International dengan memperlihatkan potongan surat, dikutip Rabu (25/8/2021).

"Anda juga dituduh memberikan keamanan kepada saudara Anda, yang telah menjadi seorang penerjemah."

Sementara dalam surat lain yang diketik, Taliban memberitahu pria itu bahwa ia dijatuhi hukuman mati. Masih dimuat media yang sama, ini karena dirinya menolak peringatan sebelumnya dan mengabaikan panggilan pengadilan untuk hadir dalam sidang.

"(Dia) bersalah secara in absentia dan akan diadili, dijatuhi hukuman mati," tulis surat tersebut.

"Keputusan pengadilan ini bersifat final dan Anda tidak memiliki hak untuk mengajukan keberatan. Anda memilih jalan ini untuk diri Anda sendiri dan kematian Anda akan dikenal."

Dilaporkan pula bagaimana seorang sumber lain membenarkan hal ini. Sumber warga Afghanistan itu juga mengatakan Taliban sudah mengirimkan surat-surat itu dalam tiga bulan terakhir kepada saudara laki-laki penerjemah.

Sebelumnya, dalam laporan dokumen internal PBB, disebutkan pula bagaimana pasukan Taliban memburu sejumlah mantan pejabat pemerintah dan mereka yang bekerja dengan pasukan AS dan NATO. Bahkan geriliawan melakukan penggeledahan dari pintu ke pintu.

Laporan ini muncul di tengah janji Taliban yang mengaku tidak akan membalas dendam ke warga yang berpihak ke pemerintah sebelumnya dan AS. Bahkan Taliban berjanji akan memberikan hak ke perempuan Afghanistan, termasuk sekolah, yang sebelumnya tidak dilakukan saat berkuasa 1990an silam.

"Tidak ada yang akan dirugikan di Afghanistan. Tentu saja, ada perbedaan besar antara kita sekarang dan 20 tahun yang lalu," kata juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid.

Halaman 2>>


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ini Dia Sumber Uang hingga Target Bisnis Koperasi Merah Putih

Pages