Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam tiga hari berturut-turut, Malaysia mencatat kenaikan kasus infeksi Covid-19 yang cukup signifikan. Kasus bertambah 23.564 orang per Jumat (20/8/2021).
Jumlah ini naik dari kasus Kamis (22.948 kasus) dan Rabu (22.242 kasus). Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan total kumulatif infeksi Covid-19 di negara itu kini telah mencapai 1.513.024 kasus.
Dilansir dari Malaysia Kini, lima negara bagian atau teritori melaporkan empat digit kasus baru. Yakni Selangor 6.974 kasus (total kumulatif 545.120), Kuala Lumpur 1.652 kasus (162,302), Johor 1.323 kasus (117,990), Sabah 2.738 kasus (116.667), dan Sarawak 2.548 kasus (94.564).
Sementara di Negeri Sembilan ada 608 kasus tambahan. Sementara Kedah (1.932), Pulau Pinang (1.523), Kelantan (1.281), Perak (1.248), Melaka (610), Pahang (517), Terengganu (521), WP Labuan (1), WP Putrajaya (24), dan Perlis (64).
Pada Rabu, Negeri Jiran sempat mencatat 225 kasus kematian akibat Covid-19, dan Kamis mencatat 178 kasus kematian tambahan. Kini total jumlah korban nasional mencapai 13.480 jiwa.
Sebelumnya, sejumlah pengamat menilai, hal ini akibat politik Malaysia yang tak kunjung selesai. Senin, perpolitikan Malaysia memasuki babak baru saat Muhyiddin Yassin mundur sebagai perdana menteri (PM).
"Respons Malaysia terhambat oleh pemerintahan yang kacau dan pertikaian politik yang terus-menerus," ujar Joshua Kurlantzick, peneliti Asia Tenggara di lembaga think tank Council on Foreign Relations.
Ismail Sabri akan menjadi Perdana Menteri (PM) baru Malaysia. Ia mendapat restu Raja Malaysia menggantikan Ketua Partai Perikatan Nasional (PN) Muhyiddin Yassin.
Muhyiddin mundur Senin (16/8/2021) karena kehilangan suara mayoritas di parlemen. Ismail Sabri sendiri merupakan mantan wakil PM di era Muhyiddin.
Pria kelahiran 18 Januari 1960 ini mendapat dukungan mayoritas di parlemen. Sebanyak 114 anggota parlemen memilihnya untuk menjadi PM selanjutnya.
Ismail Sabri akan menjadi PM ke-9 Malaysia dan dilantik Sabtu (21/8/2021). Ini juga menjadi tanda kembali berkuasanya Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), mengingat jabatannya sebagai wakil presiden partai.
UMNO memerintah Malaysia sejak 1957 hingga 2018. UMNO sendiri kalah pemilu tiga tahun lalu karena kehilangan kepercayaan rakyat akibat skandal korupsi terbesar dalam sejarah Malaysia, 1MDB.
Ismail Sabri, yang kini berusia 61 tahun, sebelumnya bekerja sebagai pengacara mulai tahun 1985. Setelah terjun ke dunia politik, jebolan fakultas hukum Universitas Malaya ini sempat memegang beberapa jabatan menteri di pemerintahan Malaysia.
Ismail Sabri sebenarnya juga sosok yang juga cukup kontroversial. Pada tahun 2015, saat menjabat sebagai menteri perdagangan, ia menimbulkan kontroversi ketika mendesak konsumen Melayu untuk memboikot bisnis China yang mengambil untung.
Tak berhenti di sana,ia juga dikecam karena mendukung industri vaping, yang didominasi oleh orang Melayu. Padahal ada peringatan kesehatan dari kementerian kesehatan.
Dalam jajak pendapat 2018, Ismail Sabri sempat membuat pernyataan kontroversial. Ia memperingatkan bahwa setiap satu suara untuk oposisi, akan sama dengan menghilangkan hak istimewa yang diberikan kepada orang Melayu di bawah program tindakan afirmatif, yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Sebelum menjadi wakil PM, di kabinet Muhyiddin Maret 2020, ia sempat menjadi menteri pertahanan. Ia menjadi wajah pemerintah terkait pandemi.
Kemudian anggota parlemen Bera ini dipromosikan menjadi wakil perdana menteri pada Juli, saat Muhyiddin berusaha untuk meraup dukungan dari UMNO. Kala itu suara Muhyiddin mulai menipis di parlemen.