
China 'Pepet' Taliban di Afghanistan, Ada Apa Mr Xi Jinping?

Jakarta, CNBC Indonesia - China nyatanya telah membangun hubungan baru dengan kelompok Taliban yang menguasai Afghanistan. Bahkan, keduanya sudah mulai menunjukkan gelagat yang baik dalam hubungan mereka.
State Counsellor China Wang Yi menyerukan kepada dunia agar membantu Taliban di Afghanistan, bukan menekan atau mengucilkannya. Hal ini penting untuk kestabilan di negara itu.
"Masyarakat internasional harus mendorong dan membimbingnya ke arah yang positif daripada memberikan lebih banyak tekanan yang akan kondusif untuk menstabilkan situasi," ujar menteri luar negeri itu dikutip Reuters, Jumat (20/8/2021).
Sementara itu Taliban juga mengatakan hal yang sama. Kelompok itu menyebut bahwa China merupakan negara strategis yang memainkan peranan penting dalam pertumbuhan di negara itu.
Bahkan mereka berharap bahwa Beijing mau membantu dalam perkembangan China ke depan."China dapat berkontribusi pada pembangunan Afghanistan di masa depan," kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen.
China memang belum secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa. Tetapi keduanya sudah melakukan pertemuan di Tianjin pada 28 Juli lalu.
Dalam pertemuan yang dihadiri Wang, China mengatakan kepada delegasi Taliban bahwa mereka berharap kelompok tersebut dapat memainkan peran penting dalam mengakhiri perang Afghanistan. Termasuk membangun kembali negara itu dari kekacauan.
Sebagian analis menilai bahwa China memiliki kepentingan ekonomi yang cukup besar di Afghanistan. Menurut perkiraan, Afghanistan memiliki cadangan sumber daya alam terbesar di dunia yang belum dieksploitasi seperti tembaga, batu bara, kobalt, merkuri, emas, dan lithium, senilai lebih dari US$ 1 triliun.
Selain itu, pengamat isu-isu internasional dan Timur Tengah, Pizaro Gozali Idrus, menyebut bahwa selain kekayaan alam, Beijing merupakan investor asing terbesar di negara tersebut bersaing dengan India. Oleh karena itu, stabilitas Afghanistan adalah kunci keberhasilan proyek-proyek utama China di Asia Selatan dan Tengah.
"Koridor Ekonomi China-Pakistan adalah proyek unggulan China di kawasan itu dan kedua negara ingin melibatkan Afghanistan melalui jalur jalan raya dan kereta api. Oleh karena itu, China bersama Pakistan menekan koridor ekonomi (CPEC) yang merupakan bagian dari Belt Road Iniative (BRI). Inisiatif ini dibentuk sejak tahun 2013," jelasnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Mesra, Pejabat Taliban Ketemu China di Doha