Mantap Betul! Neraca Dagang RI Surplus US$ 11,86 M Semester I
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia sepanjang Semester I-2021 surplus sebesar US$ 11,86 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono merinci surplus tersebut karena nilai ekspor kumulatif Januari-Juni 2021 sebesar US$ 102,87 miliar atau naik 34,78% dibandingkan realisasi ekspor Januari-Juni 2020 yang hanya sebesar US$ 76,33 miliar.
Komoditas yang memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor sepanjang Semester I-2021 adalah lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
"Kenaikan ini karena naiknya permintaan barang dan adanya kenaikan harga," jelas Margo dalam konferensi pers, Kamis (15/7/2021).
bp
Jika berdasarkan menurut sektor, ekspor migas naik 48,04% pada Semester I-2021 dibandingkan Semester I-2020. Dimana ekspor Migas sepanjang Semester I-2021 sebesar US$ 5,82 miliar. Dengan share terhadap nilai ekspor 5,65%.
Adapun pada sektor pertanian pada Semester I-2021 sebesar US$ 1,95 miliar atau naik 14,05% dibandingkan Semester I-2020 yang sebesar US$ 1,71 miliar, atau menyumbang 1,9% terhadap total ekspor di Semester I-2021.
Kemudian untuk industri pengolahan pada Semester I-2021 nilai ekspornya mencapai US$ 81,07 miliar atau naik 33,45% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 60,75 miliar. Dengan menyumbang 78,8% terhadap nilai ekspor Semester I-2021.
Ada pula sektor tambang dan lainnya ekspornya pada Semester I-2021 sebesar US$ 14,04 miliar atau naik 41,21% jika dibandingkan nilai ekspor Semester I-2020, dengan nilai share 13,65% terhadap keseluruhan ekspor Semester I-2021.
"Ekspor nonmigas menyumbang 94,35% dari total ekspor Januari-Juni 2021," tutur Margo.
Sementara itu, dari sisi impor, sepanjang Januari-Juni 2021 nilainya mencapai US$ 91,01 miliar atau naik 28,36% dibandingkan realisasi impor Januari-Juni 2020 yang sebesar US$ 70,90 miliar.
Margo menjelaskan, impor migas sepanjang Semester I-2021 naik 52,96% yang disebabkan karena naiknya impor minyak mentah 85,86%, impor hasil minyak naik 47,85% dan gas naik 20,98%.
Sementara non-migas naik 25,44%. sharenya kumulatif Semester I-2021 terletak pada mesin dan peralatan mekanis 14,56% atau US% 11,58 miliar. Diikuti oleh mesin dan perlengkapan elektronik, dengan nilai sharenya terhadap keseluruhan nilai impor Semester I-2021 yakni 13,94% atau US%$ 11,08 miliar.
Berdasarkan menurut penggunaan barang, Margo menjelaskan impor barang konsumsi Semester I-2021 dibandingkan Semester I-2020 naik 22,55%. Nilainya yakni US$ 8,79 miliar
Bahan baku penolong naik 30,96% atau sebesar US$ 69,06 miliar pada Semester I-2021, dan barang modal nilainya mencapai US$ 13,16 miliar pada Semester I-2021 atau naik 19,68% dibandingkan Semester I-2020/
"Impor bahan baku penolong dan modal peningatan indikasi baik di sektor rillnya mulai terjadi aktivitas produksi yang baik. Peran golongan bahan baku penolong sharenya 75,88% kumulatifnya, barang modal 14,46% dan konsumsi 9,66%," jelas Margo.
Surplus secara keseluruhan pada Semseter I-2021 yang sebesar US$ 11,86 miliar merupakan tertinggi jika dibandingkan dengan realisasi surplus Semester I pada 2016 - 2020.
"Dilihat trennya dari sejak 2016, 2017 sampai 2021, memperlihatkan dari waktu ke waktu perbaikan dibandingkan tahun lalu. Ini gambar menggimbirakan Semtester I tahun ini lebih baik dari tahun lalu dan memberikan kabar baik ke perekonomian keseluruhan," jelas Margo.
Adapun surplus pada 2016 sebesar US$ 4,13 miliar, 2017 sebesar US$ 7,67 miliar, kemudian pada 2018 dan 2019 terjadi defisit atau masing-masing minus US$ 1,20 miliar dan US$ 1,87 miliar dan pada 2020 surplus kembali sebesar US$ 5,42 miliar.
(mij/mij)