Impor RI Naik 60,12%, Neraca Dagang Masih Surplus US$ 1,32 M

Cantika AP Noveria, CNBC Indonesia
15 July 2021 11:31
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Ilustrasi AKtivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus pada Juni 2021. Ini karena ekspor masih lebih tinggi ketimbang impor.

Pada Kamis (15/7/2021), Kepala BPS Margo Yuwono mengumumkan nilai impor Indonesia bulan lalu adalah US$ 17,23 miliar. Melesat 60,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Terhadap Mei 2021 (month-to-month/mtm), impor tumbuh 21,03%.

Sebelumnya, nilai ekspor Juni 2021 diumumkan sebesar US$ 18,55 miliar. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 1,32 miliar.

Kali terakhir Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan adalah pada April tahun lalu. Artinya, neraca perdagangan terus mengalami surplus selama 14 bulan beruntun.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor tumbuh 48,675% yoy dan neraca perdagangan surplus US$ 2,15 miliar. Sementara konsensus versi Reuters memperkirakan impor naik 51,35% dan neraca perdagangan surplus US$ 2,23 miliar.

 


(aji/aji) Next Article BPS: Ekspor Mei US$ 16,6 M, Meroket 58,76%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular