
Berkah Harga Batu Bara Cs, Kas Negara Jadi Lebih Tebal!

Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan harga komoditas sejak awal tahun memberikan berkah terhadap penerimaan negara. Ini sangat membantu ketika penerimaan pajak masih terseok-seok.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dalam 5 bulan (Desember 2020 - April 2021) mencapai US$ 57,35 per barel atau di atas rata-rata asumsi US$ 45 per barel.
Kemudian harga batu bara acuan juga alami peningkatan dengan rata-rata US$ 84,90/ton untuk periode Januari - Mei 2021.
Hal ini yang mendorong hingga akhir Mei 2021, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 167,6 triliun atau 56,2% dari target APBN.
Pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) Nonmigas memberikan kontribusi besar dengan pertumbuhan 48,4% atau sebesar Rp 15,4 triliun. Ditopang oleh harga minerba, meliputi batu bara, emas, perak, tembaga, timah, dan nikel dengan total pertumbuhan 53,6%.
Dari sektor kehutanan juga alami pertumbuhan signifikan sebesar 32,6%. Begitu juga dengan panas bumi yang tumbuh 2,6%. Satu-satunya yang alami kontraksi adalah perikanan sebesar 3,7%, disebabkan oleh penurunan jumlah kapan yang mengajukan izin.
Selain nonmigas, pertumbuhan tinggi juga terjadi pada pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar 126,8%. Faktor pendorongnya adalah pengelolaan dana kelapa sawit, pendidikan dan jasa penyelenggaraan telekomunikasi.
Total penerimaan negara yang terkumpul pada Januari-Juni 2021 adalah Rp 1.886,9 triliun. Naik 9,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Total penerimaan perpajakan, lanjut Sri Mulyani, terkumpul Rp 557,8 triliun atau 45,4% dari target. Ini berarti naik 4,9% yoy, jauh membaik dibandingkan semester I-2020 yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sampai 12%.
Penerimaan pajak masih tumbuh mendekati -5%. Meski negatif, tetapi sudah lebih baik ketimbang tahun lalu yang -12%. Penerimaan bea dan cukai terkumpul Rp 122,56 triliun atau tumbuh 31,1%. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat Rp 206,9 triliun. Naik 11,4% yoy, tahun lalu -11,2%.
Defisit APBN 2021 hingga paruh pertama adalah Rp 283,2 triliun. Jumlah ini setara dengan 1,72% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duar! Pemerintah Ketiban 'Durian Runtuh' Ratusan Triliun