Sri Mulyani Kipas Duit, 2021 RI Banyak Panen 'Durian Runtuh'

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
24 December 2021 08:40
Infografis: RI Panen 'Durian Runtuh', Sri Mulyani Kini Kipas-kipas Duit
Foto: Infografis/RI Panen 'Durian Runtuh', Sri Mulyani Kini Kipas-kipas Duit/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi dan lagi, lonjakan harga komoditas internasional berulang. Indonesia sebagai penghasil komoditas utama dunia ikutan beruntung ketiban durian runtuh tersebut.

Salah satunya terhadap penerimaan negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini penerimaan negara bisa mencapai target sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 yang berjumlah Rp 1.743,6 triliun.

"Kita memperkirakan hingga akhir tahun seluruh penerimaan negara akan melebihi target APBN," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita beberapa hari lalu.

Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)Foto: Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)
Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)

Total penerimaan negara mencapai Rp 1.699,4 triliun. Penerimaan pajak tumbuh 17% mencapai Rp 1.082,6 triliun atau 88% dari target. Kenaikan tertinggi ada pada PPh migas dengan 57,7% dan non migas tumbuh 12,6%. PPN tumbuh 19,8% dan PBB tumbuh minus 6,2% dan pajak lainnya tumbuh 79,7%.

Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)Foto: Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)
Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)

Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tumbuh 25,4% menjadi Rp 382,5 triliun atau 128,3% dari target APBN. Kenaikan ditopang oleh pendapatan SDA migas 24,7% dan non migas 86,9% di mana masing-masing sudah berada di atas target

Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)Foto: Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)
Konferensi Pers APBN KITA Edisi 21 Desember 2021. (Tangkapan layar toutube Kemenkeu)

Sementara itu untuk kepabeanan cukai mencapai Rp 232,3 triliun atau tumbuh 26,6% yoy. Realisasi ini bahkan sudah dulu melebihi target, yakni 108%.

Tingginya penerimaan, besar dipengaruhi oleh lonjakan harga komoditas dalam setahun terakhir. Khususnya batu bara dan minyak kelapa sawit yang menjadi ekspor andalan Indonesia selama ini.

"Kita akan mendapatkan positif dari pendapatan negara masih ada 2 Minggu dan 2 Minggu terakhir penerimaan pajak dan bea cukai masih sangat kuat dan akan kita liat," ujarnya.

Catatan positif ini membuat pemerintah berhasil mengurangi penarikan utang yang cukup signifikan hingga Rp 263,5 triliun. Utang dalam hal ini bersumber dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

"APBN mulai pulih dengan penerimaan negara alami penguatan luar biasa sehingga tahun ini kita mengurangi penerbitan utang kita hingga Rp 263 triliun," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa.

Menurutnya, untuk pembayaran utang hingga akhir tahun akan dimaksimalkan dengan hasil kerjasama melalui SKB III dengan Bank Indonesia (BI). Juga melalui Kas Negara yang masih tersisa hingga mengoptimalkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa).

Lebih lanjut, pengurangan penerbitan SBN ini turut membuat defisit anggaran jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di November 2020 defisit mencapai 5,73% dari PDB atau Rp 885,1 triliun, dan di November 2021 turun menjadi 3,6% dari PDB atau Rp 611 triliun.

Ini juga membuat pembiayaan anggaran makin berkurang. November 2020 pembiayaan anggaran mencapai Rp 1.101,5 triliun dan hingga akhir bulan lalu hanya Rp 642,6 triliun.

"Ini adalah cerita mengenai pemulihan ekonomi dan APBN yang mulai alami penyehatan kembali karena Covid-19 yang menghantam semua baik rakyat, sosial, ekonomi dan APBN," jelasnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular