
Fakta Terbaru WB: Ekonomi RI Tak Meroket, Tapi Turun Kelas
![[DALAM] Indonesia Resmi Resesi!](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/11/05/dalam-indonesia-resmi-resesi_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mimpi untuk menjadi negara maju layak untuk diabaikan sementara. Sebab kenyataannya, ekonomi Indonesia kini malah turun kelas ke negara berpendapatan menengah bawah.
Akhir 2020 memang menjadi titik cerah perekonomian Indonesia, di mana terjadi pembalikan dari titik terendah ekonomi yaitu -5,3%. Tapi sayang itu tidak berjalan mulus. Seringkali gas yang ditekan pemerintah berujung rem dadakan akibat lonjakan kasus covid-19.
Seperti yang terjadi saat ini lewat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli 2021. Mobilitas penduduk dipaksa turun lebih dari setengahnya agar penyebaran kasus berhenti. Paling tidak ya, berkurang.
Pada Rabu (7/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB kasus baru Covid-19 bertambah 34.379 pasien dalam sehari atau rekor tertinggi sepanjang sejarah covid di tanah air.
Kabar buruk berikutnya adalah kasus kematian bertambah 1.040 orang sehingga total menjadi 62.908 orang. Ini juga merupakan rekor tertinggi kasus kematian kasus Covid-19 di Indonesia dalam sehari
Kondisi tersebut membawa pemerintah merevisi outlook dari perekonomian Indonesia. Tadinya kuartal II ekonomi diperkirakan tumbuh hingga 8,3% dan keseluruhan tahun 2021 mencapai 5%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi masih akan berada di atas level 7% yoy pada kuartal II. Sementara untuk selanjutnya ada dua skenario yang dimungkinkan bisa terjadi.
Pertama skenario moderat pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III bisa di atas 5% dan sepanjang tahun 2021 bisa mencapai 4,5%. Dengan syarat lonjakan kasus Covid bisa dikendalikan dan hanya terjadi hingga akhir Juli dan Agustus mulai normal kembali untuk melanjutkan tren pemulihan sebelumnya.
Sedangkan, skenario berat adalah pertumbuhan ekonomi kuartal III hanya bisa berada di kisaran 4%-4,6% dan 3,7% keseluruhan tahun. Di mana dalam skenario ini lonjakan kasus terjadi hingga Agustus dan pemerintah harus tetap menurunkan mobilitas hingga 50%.