Fakta Varian Delta: 10X Lebih Menular, Lama Bertahan di Udara

yun, CNBC Indonesia
07 July 2021 16:52
Aparat berjaga pos penyekatan PPKM Darurat di Kalimalang, Jakarta, Senin (5/7/2021). (AP/Achmad Ibrahim)
Foto: Aparat berjaga pos penyekatan PPKM Darurat di Kalimalang, Jakarta, Senin (5/7/2021). (AP/Achmad Ibrahim)

Jakarta, CNBC Indonesia - Varian dari Covid-19 disebut lebih berbahaya dibanding dengan pendahulunya, saat Covid-19 pertama kali merebak.

"Jadi kalau varian delta terbukti secara data mampu menular 10 kali dari tipe covid-19 yang pertama kali muncul. Ketika tidak ada pembatasan mobilisasi, interaksi, bisa menyebarkan virus secara cepat. Semakin banyak orang yang terinfeksi," ujar Epidemiolog Universitas Airlangga, Laura Nafika Yamani kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (7/7/2021).

Ada individu kuat, lanjutnya, Sayangnya ada beberapa kelompok yang rentan. Dengan paparan ini, tipe original atau varian lain bisa menyebabkan perburukan.

"Jika tidak ditangani di faskes bisa perburukan," tegasnya.

Menurut dia, berdasarkan satu data penelitian dari Australia, memang varian delta bisa bertahan di udara. Ketika bertahan di udara berisiko menularkan ke orang lain. Ini berbeda dengan tipe sebelumnya yang tidak bertahan di udara lama.

"Karena kita tahu varian delta memiliki karakterisitik menular dibanding varian sebelumnya tipe original. Menandakan bahwa pemerintah harus lebih serius," katanya.

Ketika varian sudah ditemukan, maka secepat mungkin pemerintah harus bisa mengupayakan penurunan kasus. Bagaimana bisa menekan mobilisasi masyarakat. Harapannya penularan tak menyebar luas.

Dia menambahkan, tidak ada kata terlambat dalam melakukan PPKM Darurat saat ini.

"Apapun yang bisa dilakukan harus serius. Lonjakan ini cukup tinggi. Penyebaran salah satunya memang dikontribusi mobilitas masyarakat," ujarnya.

Apalagi, kasus harian sudah mencapai 30 ribuan sehari. Ketika penyebaran kasus di masyarakat tinggi, ini seiring dengan mobilisasi tinggi dan interaksi tinggi di masyarakat.

"Dengan PPKM darurat mobilisasi dibatasi. Akan bisa diupayakan melandaikan kasus, menekan kasus," tegasnya.

Fasilitas kesehatan juga banyak yang collapse 100% terisi, tempat isoman juga. Sehingga jika tidak ada pembatasan, kasus positif akan lebih banyak dan tak bisa ditangani maksimal dan berdampak kematian yang tinggi.

"Paling tidak dengan PPKM mobilisasi bisa ditekan. Seberapa besar bisa menekan, tergantung pengawasan dan kesadaran masyarakat," pungkasnya.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Varian Delta Covid-19 Menyebar di RI, Ini Penjelasan Satgas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular