
Varian Delta Covid-19 Menyebar di RI, Ini Penjelasan Satgas

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa virus Covid-19 varian delta memang ditemukan di beberapa daerah salah satunya adalah Kudus dan Bangakalan.
Sayangnya, hingga saat ini belum bisa ditelusuri dari mana asal mula sumber penularannya. "Diketahui bahwa Whole genome sequencing (WGS) atau surveilans belum cukup cover seluruh wilayah RI dan belum dilakukan secara detail tentang penelusuran asal virus ini menyebar ke mana, karena menemukan WGS atau sampel lebih besar," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/6/2021).
"Suatu saat dengan sampel lebih banyak, bisa tahu dan menelusuri dari mana virus berasal. Mulai masuk sampai ke tempat tertentu. Perlu penelitian lebih lanjut, sekarang belum bisa jelaskan karena prosesnya panjang," imbuhnya.
Sebelumnya, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin (14/6) mengeluarkan hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) rujukan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes).
Penelitian ini dilakukan menyusul terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah setelah libur Idul Fitri. "UGM ditunjuk karena lokasinya dekat dengan Kudus dan UGM juga memiliki kapasitas untuk melakukan uji WGS. Dari 70 spesimen yang diuji, 37 sampel dikirim ke UGM sementara sisanya dikirim ke Salatiga. Dari total 37 sampel, 34 sampel telah keluar hasilnya dan yang tidak keluar hasilnya ada 3," terang Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM, dr. Gunadi PhD, Sp.BA mengutip situs resmi Kemenkes.
Dalam penelitian tersebut ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82% merupakan varian Delta (B.1.617) dari COVID-19. Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti FK-KMK UGM ini sendiri dilakukan selama satu minggu dengan metode berupa penerimaan viral transfer material (VTM) yang diekstraksi secepatnya oleh tim untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, khususnya dalam mengetahui sejauh mana varian Delta bertransmisi di Kudus.
Menurut dr. Gunadi, faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri. Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus baru yang lebih cepat penyebarannya.
"Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia. Dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus. Hal tersebut juga memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta," tegas, dr. Gunadi.
(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta Varian Delta: 10X Lebih Menular, Lama Bertahan di Udara