Simak Bund, Penjelasan IDAI soal Long Covid-19 pada Anak

yun, CNBC Indonesia
06 July 2021 10:10
vaksinasi anak 12-17 tahun (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: vaksinasi anak 12-17 tahun (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Pulungan tak bisa menyembunyikan emosinya saat mengatakan bagaimana anak-anak bisa terpapar Covid-19, bahkan terkena efek setelahnya alias long Covid-19.

"Long Covid-19 pada anak, kalau abai men-testing anak cucu, 6-9 bulan lagi dapat long Covid-19. Rambut rontok, tak bisa konsentrasi, badan ngilu-ngilu, dia akan sesak," ujarnya saat rapat bersama DPR di Jakarta, Senin (5/7/2021).

Menurutnya, 50% balita yang meninggal di masa pandemi, 30% diantaranya adalah bayi. Tak dipungkiri, anak-anak seringkali luput saat dilakukan testing. Banyak kasus yang berakibat fatal karena anak-anak tidak dilakukan tes.

"Saya menangis. Kami harus bekerja 15 bulan begini. Ini anak Indonesia, anak cucu kita," tegasnya.

Menurut dia, selama ini banyak anak memang memiliki komorbid, misalnya saja auto imun hingga obesitas. Namun menurutnya, selama ini mereka tidak meninggal karena banyak super spesialis yang bisa merawat dengan baik.

"Tapi ketika mereka kena Covid-19, telat terdeteksi, kami tak bisa menolong. Tolong kami untuk dilakukan testing lebih banyak. Satu kasus ada 30 tracing. Tingginya mortalitas karena RS overload, anak mau dibawa ke mana kalau sakit Covid-19," ujarnya.

Belum lagi transparansi data yang menurutnya rancu. Saat ini, total kasus positif di Indonesia mencapai 2 juta kasus. Dari angka tersebut seharusnya ada 250 ribu anak yang terpapar. Nyatanya, data real IDAI hanya tercatat 140 ribu.

"Tidak ada transparansi data. DKI bisa online. Ada yang bisa minta. Yang lain tidak tahu datanya bagaimana. Bagaimana carinya? Kami tanya dokter anak setiap minggu," pungkasnya.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IDAI: Sekolah Tatap Muka Terbatas Belum Aman Dilakukan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular