
Ada PPKM Darurat, Pabrik Mobil di RI Tetap Geber Produksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah pabrikan mobil menyatakan bakal tetap beroperasi setelah Pemerintah memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. PPKMĀ darurat mulai berlaku efektif 3 Juli sampai 20 Juli 2021.
Langkah itu mau tidak mau dilakukan demi mengejar indent mobil. Pabrikan mobil tetap harus ngebut produksi karena indent beberapa jenis mobil hingga beberapa bulan ke depan.
"Mengenai produksi tentunya akan disesuaikan dengan permintaan pasar yah. Dan sekarang kami terus memonitor perkembangan pasar untuk bisa melakukan rencana bisnis ke depan secara cepat dan tepat," kata Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy kepada CNBC Indonesia, Jumat (2/7/21).
Pilihan Redaksi |
Hasil monitoring itu yang bakal menjadi acuan apakah pabrikan bakal tetap memproduksi sesuai kapasitas yang ada, atau harus menurunkannya. Jadi, yang menentukan fluktuasi produksi adalah permintaan pasar. Namun, bagi masyarakat yang ingin service kendaraan tetap berkesempatan melakukannya.
"Pada dasarnya bengkel kami tetap beroperasi untuk melayani konsumen. Tentunya dengan mengikuti protokoler kesehatan yang ketat dan aturan pemerintah setempat," sebut Billy.
Sementara itu, Daihatsu juga tetap berproduksi. Tingginya permintaan setelah penerapan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) membuat pabrik tetap harus menggeber produksi. Selain itu, ada juga permintaan yang datang dari luar.
"Pabrik karena masuk kategori industri strategis ekspor, tetap berproduksi dengan protokol kesehatan yang ketat," kata Direktur Marketing Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra kepada CNBC Indonesia.
Dalam aturan PPKM darurat, pemerintah mengizinkan sektor essential diberlakukan 50% maksimum staf Work from Office (WFO). Cakupan sektor essential adalah keuangan dan perbankan, pasar modal, sistem pembayaran, teknologi informasi dan komunikasi, perhotelan non penanganan karantina Covid19, serta industri orientasi ekspor.
"Hanya 25% WFO, sisanya 75% WFH," sebut Amel.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Separah Apa Ledakan Covid-19 di Daerah Kamu, Cek di Sini!