
Alert! Myanmar Panas Lagi, Junta Diserang Tentara Oposisi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan junta Myanmar dikabarkan bentrok dengan kelompok milisi anti-kudeta, di kota terbesar kedua negara itu, Mandalay, Selasa (22/6/2021) .
Mengutip Reuters, sebuah video beredar di media sosial mengenai bentrokan ini. Terlihat dalam rekaman itu, militer yang didukung kendaraan lapis baja turun mengamankan "pertempuran kota" dengan para milisi.
"Kami membalas ketika salah satu markas gerilya kami diserang," kata sebuah posting di halaman Facebook kelompok milisi yang dikelola oleh Mayor Zeekwat.
Sejak tentara merebut pemerintahan pada 1 Februari serta menyingkirkan dan menahan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi, kondisi di negara itu semakin tidak kondusif. Demonstrasi setiap harinya terjadi di seluruh negeri meminta agar militer menghentikan kudeta dan membebaskan Suu Kyi dan tahanan politik lainnya.
Pasukan keamanan yang dipegang junta menyikapi para massa anti kudeta dengan tangan besi. Hingga saat ini dilaporkan telah menewaskan lebih dari 800 warga
Sebagai tanggapan, kelompok penentang kudeta yang dikenal sebagai pasukan pertahanan rakyat bermunculan di seluruh Myanmar. Pasukan pertahanan ini diperkuat oleh bantuan persenjataan dari beberapa milisi etnis. Hal ini menimbulkan kekhawatiran luas bahwa Myanmar sedang menuju perang saudara.
Hingga saat ini, pertempuran yang melibatkan milisi bersenjata telah terjadi di kota-kota kecil dan daerah pedesaan. Saking hebatnya pertempuran.militertelah menanggapi dengan artileri dan serangan udara untuk melumpuhkan kantong pertahanan para massa anti-kudeta.
Sementara itu Suu Kyi saat ini masih menghadapi sidang atas beberapa tuduhan seperti kepemilikan walkie-talkie illegal, pelanggaran protokol kesehatan, kecurangan pemilu, dan korupsi. Wanita peraih nobel itu pun menolak tuduhan yang dialamatkan kepadanya dalam proses persidangan Senin (21/6/2021) kemarin.
"Suu Kyi mendengarkan dengan seksama selama seluruh proses persidangan dan memberi tahu kami kesaksian yang salah dan yang harus di crosscheck," ujar salah satu pengacaranya, Min Min Soe.
Tak hanya di dalam negeri, kecaman terhadap pihak militer juga dialamatkan oleh dunia internasional. Baru-baru ini, Majelis Umum PBB mengambil langkah langka pada hari Jumat (18/6/2021) dengan menyerukan negara-negara anggota untuk "mencegah aliran senjata" ke Myanmar.
Resolusi itu juga menuntut agar militer segera menghentikan semua kekerasan terhadap demonstran damai. Resolusi itu disetujui oleh 119 negara, dengan 36 abstain termasuk Rusia dan China, sekutu utama Myanmar. Hanya satu negara, Belarus, yang menentangnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Negara Tetangga RI Ini Terancam Perang Saudara