Internasional

Panas Mr Xi Jinping, Biden Cs Siap 'Gebukin' China Lagi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 June 2021 07:53
FILE - In this Dec. 4, 2013, file photo, Chinese President Xi Jinping, right, shakes hands with then U.S. Vice President Joe Biden as they pose for photos at the Great Hall of the People in Beijing. As Americans celebrate or fume over the new president-elect, many in Asia are waking up to the reality of a Joe Biden administration with decidedly mixed feelings. Relief and hopes of economic and environmental revival jostle with needling anxiety and fears of inattention. The two nations are inexorably entwined, economically and politically, even as the U.S. military presence in the Pacific chafes against China’s expanded effort to have its way in what it sees as its natural sphere of influence. (AP Photo/Lintao Zhang, Pool, File)
Foto: Presiden China Xi Jinping (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden (4/12/2020). (AP/Lintao Zhang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan para pemimpin dari organisasi ekonomi antar pemerintah internasional Kelompok Tujuh (G7) rupanya tidak hanya membicarakan soal sumbangan 1 miliar dosis vaksin virus corona kepada negara miskin. Upaya terbaru 'menghajar' China juga jadi topik utama.

G7 merupakan kelompok yang terdiri dari negara-negara dengan ekonomi maju, yakni Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Pekan lalu, Jumat (11/6/2021) hingga Minggu (13/6/2021), Biden cs melakukan pertemuan tatap muka untuk pertama kali sejak dua tahun di Inggris.

Presiden AS Joe Biden membujuk para negara anggota untuk lebih bersatu, guna bersaing secara ekonomi dengan China. Ia mengungkit rencana pendanaan baru "Build Back Better World (B3W)".

Ini adalah program kemitraan infrastruktur dengan meminjamkan US$ 40 triliun ke negara-negara berkembang pada 2035. G7 akan menggunakan inisiatif B3W untuk memobilisasi modal sektor swasta di berbagai bidang seperti iklim, kesehatan dan keamanan kesehatan, teknologi digital, serta kesetaraan gender.

Program ini diyakini jadi lawan pembiayaan yang tengah dilakukan China "Belt and Road" yang diluncurkan China sejak 2013. Lebih dari 100 negara telah menandatangani perjanjian dengan China untuk bekerja sama dalam proyek-proyek BRI seperti kereta api, pelabuhan, jalan raya, dan infrastruktur lainnya.

"Ini bukan hanya tentang menghadapi atau merebut dari China. Tapi sampai sekarang kami belum menawarkan alternatif positif yang mencerminkan nilai-nilai kami, standar kami, dan cara kami melakukan bisnis," ungkap pejabat senior dalam pemerintahan Biden, dilansir dari Reuters.

Para pemimpin negara kaya itu juga mengatakan akan mempromosikan nilai-nilai mereka dengan meminta China untuk menghormati HAM dan kebebasan mendasar. Ini terkaitĀ Xinjiang-di mana Beijing dituduh melakukan pelanggaran terhadap minoritas Uighur- dan Hong Kong.

Selain membicarakan China, para anggota G7 juga berjanji untuk membantu negara-negara berkembang tumbuh sambil memerangi perubahan iklim dan mendukung minimal pajak pada perusahaan multinasional. Mereka berjanji mendukung kesehatan global, energi hijau, infrastruktur dan pendidikan.

Meski demikian, tidak semua anggota G7 memandang China sekeras Biden. Hal ini setidaknya terlihat dari komentar residen Prancis Emmanuel Macron.

"G7 bukanlah klub yang memusuhi China," katanya. "Ini adalah ansambel demokrasi yang (akan) bekerja dengan China dalam semua topik dunia yang siap dikerjakan China bersama kami."

Sementara China mengingatkan para pemimpin G7 bahwa era sekarang bukan tentang "sekelompok negara" yang menentukan nasib seluruh dunia. "Hari-hari di mana keputusan global dilakukan oleh sekelompok kecil negara sudah tiada lagi," kata seorang juru bicara kedutaan besar China di London.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Cs Siap Lawan Xi Jinping, Runtuhkan Dominasi China!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular