
Jatim Waspada, Ini Skenario Terburuk Gempa M 8,7 Picu Tsunami

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa dalam mengantisipasi bencana itu, ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh semua pihak. Pertama adalah kesiapan jalur evakuasi.
"Itu ternyata cukup banyak hambatan. Ada sungai harus menyeberang. Ada juga jalur evakuasi yang sebetulnya seperti Pacitan itu jalurnya sudah bagus tetapi harus menyeberangi sungai. Sudah siap juga aparatnya sudah siap, dan juga pemdanya sangat peduli," terangnya.
"Jadi poinnya agar jalur ini dapat ditingkatkan lebih memadai fasilitas sarana prasarana dan tadi waktu datangnya tsunami itu terlalu cepat bila ada beberapa wilayah yang datangnya tsunami terlalu cepat dibandingkan dengan jarak tempat evakuasi sementara. Sehingga kalau berlari itu bisa terkejar."
Kedua yaitu kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM). Ia menyebut perlu ada latihan sesering mungkin dalam memitigasi dan evakuasi bencana.
Sementara dari sisi prasarana perlu ada peningkatan rambu hingga rencana kontijensi perlu disempurnakan dengan SOP yang lebih jelas berdasarkan skenario terburuk peta bahaya tsunami. Selain SOP, kekuatan struktur bangunan juga perlu ditata lebih lanjut.
"Juga ada kondisi tanah yang memang lunak. Nah ini potensi untuk mengalami amplifikasi atau guncangan bahkan bisa mengalami likuefaksi. Artinya standar bangunan tahan gempa perlu diterapkan kemudian juga audit bangunan-bangunan strategi seperti sekolah, mal, kantor-kantor untuk memastikan tahan terhadap guncangan hingga mencapai M 8,7," tulisnya.
"Tata ruang ini juga perlu memperhatikan zona rawan gempa bumi dan tsunami dengan terburuk dan juga pencegahan pencegahan kerusakan lahan."
(wia)[Gambas:Video CNBC]
