Penjelasan Lengkap BMKG Soal Gempa Jatim M 8,7 & Tsunami

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
06 June 2021 10:48
Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati (Rengga Sancaya/detikcom)
Foto: Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati (Rengga Sancaya/detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan klarifikasi mengenai kemungkinan gempa bumi dengan magnitudo sebesar 8,7 SR yang dapat mengguncang Pantai Selatan Jawa Timur.

Dalam rilis resminya hari ini, Minggu (06/06/2021), BMKG memberikan pernyataan bahwa gempa magnitudo 8,7 dan tsunami 29 meter di Pantai Selatan Jawa Timur adalah potensi, bukan prediksi.

Dengan potensi ini dikabarkan, pihaknya mengharapkan penuh kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana.

Berikut isi penjelasan lengkap BMKG tersebut:

1. Indonesia sebagai wilayah yang aktif dan rawan gempa bumi memiliki potensi gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja dengan berbagai kekuatan (magnitudo).

2. Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya, sehingga BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi.

3. Berdasarkan hasil kajian dan pemodelan para ahli yang disampaikan pada diskusi bertajuk "Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur", zona lempeng selatan Jawa memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum M 8,7. Tetapi ini adalah potensi, bukan prediksi yang pasti, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu.

Untuk itu, kita semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan kultural dengan membangun bangunan aman gempa dan tsunami. Pemerintah Daerah dengan dukungan Pemerintah Pusat dan Pihak Swasta menyiapkan sarana dan prasarana evakuasi yang layak dan memadai, BPBD memastikan sistem peringatan dini di daerah rawan beroperasi/ terpelihara dengan layak dan terjaga selama 24 jam tiap hari untuk meneruskan Peringatan Dini dari BMKG.

Pemerintah Daerah dengan Pusat juga melakukan penataan tata ruang pantai rawan agar aman dari bahaya tsunami dengan menjaga kelestarian ekosistem pantai sebagai zona sempadan untuk pertahanan terhadap gelombang tsunami dan abrasi.

Selain itu, Pemerintah Daerah dengan pihak terkait perlu membangun kapasitas masyarakat/edukasi masyarakat untuk melakukan response penyelamatan diri secara tepat saat terjadi gempabumi dan tsunami.

4. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apabila ingin mengetahui lebih jelas info ini dapat menghubungi Call Center 196, contact 021-6546316 atau www.bmkg.go.id dan terus monitor aplikasi mobile phone INFO BMKG.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa Jatim berpotensi mengalami gempa 8,7 SR dan tsunami hingga 30 meter. Hal ini didapatkan dari pengamatan dua gempa yang terjadi belakangan ini di Malang dan Blitar.

"Inilah yang kami skenario skenario kita ambil kemungkinan besaran tertinggi ini juga berdasarkan kajian dari Pusat Studi Nasional kemungkinan M 8.7, dan gempa yang menjadi dasar skenario untuk memprediksi kemungkinan terjadinya tsunami, berapa tinggi gelombang, kapan waktu datangnya, dan jarak masuknya berapa. Sehingga kami melakukan pemetaan bahaya tsunami juga," terangnya.

Namun ia menjelaskan bahwa hal itu ia sampaikan bukan bertujuan untuk menakut-nakuti publik, melainkan agar kondisi sarana dan prasarana antara lain jalur evakuasi, kelengkapan evakuasi, dan lain-lain dapat dibenahi secara maksimal.

"Nah jadi hal-hal yang semacam itu yang sebetulnya kami sampaikan tapi langsung ke pemerintah daerahnya agar dibahas lanjut. Tujuan kami bukan untuk menakut-nakuti. Jadi mohon maaf kalau sampai ada yang khawatir," katanya dalam RDP yang dilakukan antara Komisi V DPR RI dengan BMKG belum lama ini.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gempa M 8,7 & Tsunami 30 Meter di Jatim, Ini Antisipasi BMKG

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular