Industri Mobil Listrik RI, Jangan Lupakan Isu Limbah Baterai!

News - Yuni Astutik, CNBC Indonesia
24 May 2021 10:45
Hammam Riza, kepala BPPT. (Tangkapan layar CNBC TV) Foto: Hammam Riza, kepala BPPT. (Tangkapan layar CNBC TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- Meskipun Indonesia baru memulai industri baterai mobil listrik, namun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berharap pengelolaan limbah baterai juga menjadi perhatian.

"Bagaimana juga limbah baterai karena jangka panjang baterai jadi limbah saat kita selesai menggunakan baterai," ujar Kepala BPPT Hammam Riza dalam Energy Corner yang mengambil tema "Mobil Listrik di Hilir EBT", Senin (24/5/2021).

Menurutnya, pengembangan mobil listrik di Indonesia harus memiliki konsep zero emission yang berujung pada pengolahan limbah yang baik.

"Hal ini juga menghidupkan industri komponen di dalam negeri," ujar Hammam Riza.

Pada kesempatan yang sama Hammam Riza mengatakan teknologi dari baterai mobil listrik menjadi tantnagan tersendiri, terutama soal pengisian yang masih cukup lama.

"Kelemahan untuk baterai EV (electric vehicle/kendaraan listrik), salah satunya waktu charging yang lama. Ini challenge kita, bagaimana menciptakan baterai yang bisa diisi penuh 1-2 jam," ujar Hammam.

Menurutnya, teknologi yang ada sekarang baru bisa mengisi penuh mobil dan motor listrik dengan kurun waktu 3-4 jam dalam mode pengisian cepat (fast charging). "Sehingga fast charging ini belum selesai untuk alih teknologi," ujarnya.

Menurutnya, BPPT selama 3 tahun membangun prototype untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang diharapkan bisa menjadi best practice untuk diterapkan di Indonesia.

"Memang butuh konsistensi dan komitmen untuk alih teknologi," ujarnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

RI Mau Bangun Pabrik Baterai? Urus Dulu Masalah Limbahnya


(dob/dob)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading