
Ada Ancaman Serius Saat Kendaraan Listrik di RI Mulai Booming

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya migrasi dari kendaraan konvensional berbahan bakar bensin menuju kendaraan listrik terus dikebut. Terbaru pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai perluasan penerima program bantuan untuk pembelian motor listrik roda dua berbasis baterai. Kebijakan ini bakal membuat penggunaan kendaraan listrik semakin masif.
Namun, ada satu pekerjaan rumah yang harus juga dipikirkan, yakni soal limbah baterai dari hasil penggunaan motor listrik ini. Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setyadi mengakui masalah ini menjadi isu hangat di pabrikan. Ia pun berupaya mendorong pabrikan untuk bisa menangani masalah ini seiring dengan potensi volume penggunaan motor listrik akan semakin bertambah dari waktu ke waktu.
"Ini jadi isu terkait masalah baterai, tapi dari industri kita semacam supply chain sampai siklus pemanfaatan baterai, harapannya kita sudah ada mitra lain atau Kementerian LHK (ada arahan) perlakuan seperti apa, jadi tidak menjadi limbah yang jadi racun," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/8/2023).
"Sering di rapat soal pembahasan masalah recycle baterai perlakuan seperti apa? Karena kalo dikit belum jadi masalah, tapi kalo banyak bisa jadi problem. Tapi kita harapkan ada industri yang punya RnD (Research and Development) atau pemanfaatan baterai bekas," lanjutnya.
Selain pabrikan, pemerintah telah menyiapkan proses pengolahan limbah baterai di Indonesia. Bahkan, proses daur ulang alias recycle baterai listrik sudah dibangun di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.
"Itu semua di-recycle, itu kemarin di Morowali sudah disiapkan jadi recycle dari baterai untuk diurai lagi, recycle elektronik untuk dipecah per komponen lagi. Memang kalau elektronik memang harus di-recycle," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pengolahan daur ulang limbah baterai harus mempertimbangkan volume impor dan ekspor untuk mencapai nilai keekonomian. Misalnya, apabila proses pengolahan limbah baterai di dalam negeri tidak mencukupi nilai keekonomiannya, maka harus diproses di tempat lain.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Media Asing Sorot Proyek Kebanggaan Jokowi, Sebut Nama Capres Ini