Baru Dibentuk, IBC Sudah Diwanti-wanti Dahlan Iskan, Kenapa?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
20 May 2021 20:04
Dahlan Iskan
Foto: detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyampaikan secara resmi pembentukan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baterai, yakni Indonesia Battery Corporation (IBC) pada 26 Maret 2021 lalu.

IBC merupakan perusahaan patungan dari empat BUMN yakni Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID (PT Indonesia Asahan Aluminium/Inalum), lalu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero). Kepemilikan saham dari masing-masing BUMN ini adalah 25%.

Meski belum lama dibentuk, namun IBC sudah mendapatkan kritik oleh Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.

Menurut Dahlan, kepemilikan saham oleh empat perusahaan pelat merah ini akan berdampak pada sulitnya mengambil keputusan strategis. Misalnya, saat akan mencari mitra, maka akan diperlukan persetujuan semua pemegang saham.

"Pada awalnya saya mengira bahwa pemegang saham dari IBC itu Pertamina saja atau PLN saja, ternyata diputuskan empat perusahaan. Saya bayangkan, alangkah rumitnya pengambilan keputusan," ungkapnya dalam diskusi daring, Kamis (20/05/2021).

Dia menyebut, pengambilan keputusan akan menjadi jauh lebih mudah jika pemegang saham hanya perwakilan satu perusahaan. Dahlan pun bercerita tentang pengalamannya saat akan mengambil keputusan terkait isu panas bumi. Padahal, isu panas bumi ini hanya dua perusahaan yang terlibat, yakni Pertamina dan PLN, namun nyatanya saat mengambil keputusan sangat rumit.

"Waktu itu saya karantina Dirut PLN dan Dirut Pertamina berdua, nggak boleh keluar sampai ada keputusan. Ini nanti empat (perusahaan), nggak bisa bayangkan sulitnya manajemen direksi dan komisaris untuk segera ambil keputusan," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pengambilan keputusan dengan cepat itu sangat penting dilakukan, terutama karena teknologi baterai akan terus mengalami pembaharuan setiap tiga sampai enam bulan.

"Sehingga saya bisa pahami alangkah sulitnya IBC nanti ambil keputusan, teknologi apa yang akan dipakai dan diproduksi," ujarnya.

Meski sudah diputuskan pemilik saham IBC adalah empat perusahaan, namun Dahlan masih berharap ada pemikiran ulang agar pemegang sahamnya satu perusahaan saja, bisa dari pihak PLN saja atau Pertamina saja.

"Agar sesuatu yang harus ambil keputusan cepat tidak termakan waktu, proses pengambilan keputusan, jangan-jangan ketika usul dan pengambilan keputusan lama, sudah nggak relevan lagi," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Erick Bentuk Indonesia Battery Corporation

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular