RI Optimistis Bisa Jadi Pemain Baterai Dunia di 2025

Jakarta, CNBC Indonesia - RI punya cita-cita menjadi pemain baterai kelas dunia dan optimistis bisa dicapai pada 2025 mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho.
Dia mengatakan, ada dua alasan kenapa RI harus menjadi pemain baterai kelas dunia. Pertama, karena Indonesia dianugerahi cadangan nikel dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Tak hanya nikel, Indonesia juga memiliki cadangan komoditas mineral lainnya yang bisa dijadikan bahan baku baterai hingga kendaraan listrik.
Alasan kedua adalah Indonesia memiliki pasar yang besar. Namun potensi pasar baterai tidak hanya di Indonesia, potensi pasar besar juga ada di Asia Tenggara.
"Kita harus jadi perusahaan baterai kendaraan listrik kelas dunia. Cadangan nikel yang besar dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Pasar besar di Indonesia dan ASEAN region," jelasnya dalam Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/07/2021).
Kebutuhan baterai untuk kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) di Indonesia pada 2030 diperkirakan bakal mencapai sekitar 11-12 Giga Watt hours (GWh) atau ekuivalen dengan 140.000 unit kendaraan roda empat.
"Pasar di Indonesia sendiri hampir 30 GW dan kami sampaikan baterai ini gak hanya four wheel (roda empat), tapi energy solution di mana kita harus menyimpan sumber listrik renewable," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, diperlukan investasi yang sangat besar dan pembangunan beberapa fasilitas perlu waktu yang panjang. Menurutnya, saat ini IBC sudah tahap rinci untuk uji kelayakan atau feasibility study (FS) dan mencari sumber pendanaan proyek dengan menggaet dua calon mitra utama.
"Dua calon mitra utama dan kemarin sempat disampaikan Kementerian Investasi, sudah diumumkan 2022 ada satu factory 10 GW break through baterai, di 2024 komponen besar-besar RKEF, HPAL beroperasi, sehingga di 2025 dapatkan baterai skala besar benar-benar produksi di Indonesia," jelasnya.
Dia meyakini Indonesia bisa menjadi pemain baterai global karena dengan produksi 140 GWh artinya akan berkontribusi memasok 20% kebutuhan baterai dunia.
"Kita bisa jadi pemain baterai global yang sangat mendunia, dengan integrasi sampai ke nikel kita akan dapatkan keekonomian yang kompetitif," tuturnya.
[Gambas:Video CNBC]
RI Punya Pesaing, Filipina Juga Bangun Pabrik Baterai EV
(wia)