
Catat RI, Ini 3 'Pelajaran' Penting dari Tsunami Corona India

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam pandemi Covid-19 kali ini, seluruh pasang mata dunia telah memfokuskan diri untuk melihat India. Negara dengan populasi 1,3 miliar jiwa itu telah mengalami badai infeksi Covid-19 yang sangat buruk, dengan lebih dari 300 ribu infeksi harian dan 4 ribu kematian setiap 24 jam.
Krisis itu telah membuat sistem kesehatan publik India bertekuk lutut. Pemandangan rumah sakit kehabisan tempat tidur, dan orang-orang yang putus asa mencari oksigen penyelamat hidup atau persediaan medis penting untuk orang yang mereka cintai telah menjadi berita utama internasional.
Kejadian ini membuat para ahli kesehatan di dunia mulai menganalisis tentang permasalahan manajemen kesehatan yang terjadi disana. Nyatanya didapati beberapa permasalahan yang terjadi di negara itu jauh sebelum pandemi menyerang.
Akhirnya, karena mitigasi tidak dilakukan, pandemi Covid-19 dengan mudahnya meruntuhkan sistem kesehatan India. Apa saja hal yang luput dari perhatian India di bidang kesehatan?
Berikut daftarnya mengutip CNBC International, Selasa (18/5/2021).
Halaman 2>>>
Sejak merdeka pada 1947, India tidak memandang anggaran kesehatansebagai pengeluaran yang produktif secara ekonomi di negara tersebut. Bahkan kesehatan cenderung diabaikan oleh pemerintah.
"Pembiayaan publik untuk kesehatan mengalami stagnasi sekitar 1% dari PDB sementara pengeluaran pribadi untuk kesehatan sendiri mencapai lebih dari 60% dalam beberapa tahun terakhir, "kataK Srinath Reddy, presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India.
Pengeluaran India untuk perawatan kesehatan relatif jauh lebih rendah daripada banyak negara lain. Amerika Serikat (AS) menghabiskan hampir 17% dari produk domestik bruto untuk perawatan kesehatan masyarakat pada 2018, sementara Prancis dan Jerman menghabiskan lebih dari 11% dari PDB tahun itu, menurut data dari Bank Dunia.
Sementara itu di dalamBRICS,India juga menghabiskan paling sedikit untuk perawatan kesehatan pada tahun 2018. Brasil menghabiskan 9,5% dari PDB-nya untuk perawatan kesehatan tahun itu sementara Afrika Selatan menganggarkan 8,1%, Rusia 5,3% dan China menghabiskan 5,35%.
Halaman 3>>>
Gelombang kedua India dimulai sekitar Februari dan dipercepat hingga Maret dan April. Virus itu menyebar dengan cepat karena warga dan pemerintah berpuas diri.
Sehingga mereka mengabaikan protokol kesehatan dalam beberapa event seperti festival keagamaan dan kampanye politik. Bahkan, banyak membuat kerumunan besar di seluruh penjuru negeri.
Menurut pakar kebijakan publik Chandrakant Lahariya, kejadian seperti ini menjadi lumrah di India. Pemerintah cukup sombong dalam menangani Covid-19 sebelumnya dan kepedulian yang kecil terhadap bidang kesehatan.
"Kesehatan masyarakat tidak pernah menjadi prioritas politik dan agenda pemilu," ujarnya.
"Melalui pendekatan lepas tangan, pemerintah telah mengirimkan semacam pesan bahwa kesehatan adalah tanggung jawab individu. Orang tidak menganggap bahwa pemerintah dan pemimpin politik yang terpilih harus bertanggung jawab dan dimintai pertanggungjawaban untuk memastikan layanan perawatan kesehatan," tambahnya.
Halaman 4>>>
Rumah sakit swasta India sebagian besar dikomersialkan dan digerakkan oleh laba. Hal ini menjadi suatu permasalahan besar dalam gelombang pandemi ini karena mayoritas warga India tidak memiliki asuransi kesehatan dan membayar perawatan kesehatan dari kantong mereka sendiri.
Menurut laporan Fitch, lebih dari 80% populasi India masih belum memiliki perlindungan asuransi kesehatan yang signifikan dan sekitar 68% memiliki akses terbatas atau tidak sama sekali ke obat-obatan esensial.
"Sementara pandemi dapat membanjiri hampir semua sistem kesehatan, termasuk yang paling kaya sumber daya, situasi saat ini di India tidak dapat dihindari," kata Vageesh Jain, seorang dokter kesehatan masyarakat dalam pelatihan, yang berbasis di Inggris Raya.
"Masalah mendasar tetap adalah bahwa sistem rumah sakit swasta yang digerakkan secara komersial tampaknya tidak memberikan perawatan jangka panjang yang berkelanjutan kepada orang-orang dengan tujuan mencegah dan mengendalikan penyakit."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tsunami Corona Masih Landa India, Kasus Hampir Tembus 20 Juta