RI Tak Khawatir Total Cabut dari Bisnis SPBU, Ini Alasannya

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 May 2021 13:10
FILE PHOTO: The logo of Total oil company is pictured in Abuja, Nigeria October 18, 2017. REUTERS/Afolabi Sotunde - RC1A255692F0/File Photo
Foto: TOTAL (REUTERS/Afolabi Sotunde)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Total Oil Indonesia, unit bisnis retail bahan bakar minyak (BBM) asal perusahaan Prancis Total di Indonesia, telah memutuskan untuk mengakhiri bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia sejak akhir 2020 lalu.

Ini berarti, ada dua perusahaan migas asing yang akhirnya berhenti berbisnis retail BBM di negara ini. Sebelumnya, perusahaan migas asal Malaysia, Petronas, telah memutuskan menutup bisnis SPBU di RI pada 2012 lalu.

Meski demikian, regulator Indonesia mengaku tidak khawatir dengan keputusan dua perusahaan asing tersebut.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebut peluang bisnis BBM di Indonesia masih sangat besar karena besarnya pasar BBM di Tanah Air, sementara jumlah SPBU dinilai masih kurang.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur BBM BPH Migas Patuan Alfon Simanjuntak.

"Jumlah SPBU di Indonesia masih kurang, terutama di daerah (luar Jawa) jumlah penyalur masih kurang. Peluang bisnis SPBU di Indonesia masih terbuka, konsumsi BBM kita besar," tuturnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (17/05/2021).

Menurutnya, berhentinya Petronas dan Total dari bisnis SPBU di Tanah Air bukan karena tidak menariknya bisnis BBM di negara ini, melainkan ada pertimbangan lainnya, seperti portofolio perusahaan yang memang mengurangi bisnis SPBU secara global, serta masalah keekonomian perusahaan.

Meski dua perusahaan asing tersebut berhenti menjual BBM retail di Indonesia, namun menurutnya ada perusahaan lain yang justru berekspansi di bisnis ini, seperti Shell, BP AKR, maupun Vivo.

"Penjualan Jenis Bahan Bakar Umum atau JBU (BBM non subsidi) dilakukan berdasarkan mekanisme pasar masing-masing badan usaha. Pemegang bisnis niaga umum, ada Shell, Vivo, AKR BP, bagaimana kompetisi dengan sehat, bagaimana pelayanan dan informasi jenis kualitas BBM ke masyarakat," paparnya.

Meski Petronas dan Total menutup bisnis SPBU mereka di Indonesia, pihaknya berharap agar Shell, dan lainnya masih bertahan di bisnis ini.

"Sekarang ada empat perusahaan retail BBM yakni Pertamina, Shell, Vivo, AKR BP, yang tutup ada dua (Total dan Petronas), mudah-mudahan lainnya bisa bertahan," ujarnya.

Dia menyebut, sebaran SPBU paling banyak ada di Pulau Jawa dan Bali, yakni mencapai 49,24%. Sementara Sumatera sebanyak 23,01%, Kalimantan 9,2%, Sulawesi 9,47%, Papua 3,21%, Maluku 2,53 %, NTB 3,08%.

Kondisi ini menurutnya mengindikasikan kebutuhan SPBU di Indonesia masih belum mencukupi.

"Ini menunjukkan bahwa jumlah SPBU di Indonesia masih belum cukup, masih kurang. Di Jawa, bila dilihat dari rasio luas wilayah, keberadaan SPBU 1 berbanding 36,11 km, sementara di luar Jawa 1 berbanding 500 km," ujarnya.

Meski Petronas dan Total hengkang dari bisnis SPBU di RI, namun bukan berarti bisnis BBM sudah tidak lagi menjanjikan.

Eri Purnomohadi, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), mengatakan Indonesia merupakan negara yang unik berbentuk kepulauan dengan penduduk yang besar. Kondisi ini menurutnya menyimpan potensi bisnis energi yang sangat menggiurkan.

"Penduduk terbesar menyimpan potensi bisnis energi yang menggiurkan," ujarnya.

Di China, imbuhnya, ada ratusan ribu SPBU. Hal yang sama juga ada di Eropa dan Amerika di mana SPBU menyebar di semua wilayah sampai ke pelosok.

"Indonesia mobilitas roda dua 9 juta meluncur atau mengaspal, belum lagi kendaraan mobil. Ini moda angkutan dibutuhkan untuk angkutan dan ekonomi. Ini akan jadi kue bisnis energi yang menggiurkan," tuturnya.

Kondisi objektif persaingan bisnis SPBU menurutnya cukup ketat diwarnai dengan kemunculan pemain baru, meski sebagiannya ada yang rontok, seperti Total dan Petronas. Hal ini seperti munculnya SPBU BP AKR sejak 2017 lalu, serta Vivo.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Exxon, Shell, Total Diminta Bangun SPBU di Daerah Tertinggal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular