Covid-19

Warga RI Kamu Tak Sendiri, Malaysia Lebaran Juga Gak Mudik

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 May 2021 08:30
A Malaysian national flag is on display in front of the prime minister's office building in Putrajaya, Malaysia Friday, March 20, 2020. Malaysian government issued a movement order to the public starting from March 18 until March 31 to block the spread of the new coronavirus. For most people the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, but for some it can cause more severe illness. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: Kantor perdana menteri Malaysia di Putrajaya, Malaysia. (AP Photo/Vincent Thian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia akhirnya mengumumkan kembali kebijakan penguncian (lockdown) secara nasional, Senin (10/5/2021). Melalui perintah kawalan pergerakan (PKP/ MCO), Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengembok negeri itu 12 Mei hingga 7 Juni mendatang.

Dilansir Channel News Asia, beberapa warga yang sudah merindukan kampung halamannya kembali lagi harus mengurungkan niatnya untuk pulang. Ini merupakan kali kedua mudik lebaran dilarang di Malaysia, setelah tahun lalu pemerintah menerapkan kebijakan yang sama.

"Saya hancur karena saya sudah lama tidak bisa balik kampung," ucap Siti Farahani Halim, seorang warga Kuala Lumpur yang merupakan perantau asal Perlis, dikutip Selasa (11/5/2021).

"Rencana awalnya adalah kembali ke Perlis untuk (Hari) Raya, tetapi ketika sudah jelas bahwa tidak akan ada perjalanan antar negara bagian, saya pikir setidaknya saya bisa bertemu dengan saudara laki-laki dan perempuan saya yang juga tinggal di Kuala Lumpur."

Meski begitu, ia mengaku mengerti bahwa kebijakan ini merupakan hal yang cukup baik untuk mengekang laju penyebaran Covid-19. Langkah-langkah baru ini dilakukan pada saat Kementerian Kesehatan sedang berjuang dengan tingginya jumlah pasien infeksi Covid-19, dengan beberapa rumah sakit dan unit perawatan intensif mencapai kapasitas penuh.

Hingga Senin, tercatat lebih dari 444.000 kasus kumulatif secara nasional. Jumlah kasus aktif mencapai 37.396, dengan 434 pasien dirawat di ICU.

Di bawah MCO, semua bentuk pertemuan sosial termasuk pernikahan dan jamuan makan dilarang. Semua institusi pendidikan ditutup, sedangkan pusat penitipan anak diizinkan beroperasi berdasarkan prosedur operasi standar.

Makan di restoran tidak akan diizinkan. Satu mobil hanya bisa memuat tiga orang, termasuk pengemudinya.

Menurut Muhyiddin saat ini Malaysia sedang dalam situasi yang cukup kritis dihantam gelombang Covid-19 terbaru. Ia berharap bahwa warga negaranya bisa ikut mensukseskan MCO ini dengan mematuhi segala protokol yang ada.

"Saya ingin mengingatkan (semua) bahwa gelombang ketiga kami hadapi saat ini lebih ganas dan kritis. Kami belum menang," ujarnya.

Pejabat tinggi kesehatan Malaysia juga sempat melukiskan gambaran suram perjuangan negara itu melawan pandemi virus corona. Ia bahkan mengatakan kasus baru bisa mencapai 7.000 sehari pada akhir bulan ini.

"Diproyeksikan bahwa Malaysia akan mencatat 5.000 kasus pada akhir Mei dan sekitar 3.000 kasus pada pertengahan bulan," kata Kementerian Kesehatan, Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah dalam pers di kementerian di Putrajaya, dikutip The Strait Times.

"Tapi sekarang, dua minggu sebelum pertengahan bulan, kami telah mencatat lebih dari 3.000 kasus ... Kami memperkirakan 5.000 pada pertengahan Mei sekarang, dan pada akhir Mei, kasus dapat meningkat menjadi 6.000 hingga 7.000, tergantung pada kita, apakah kita memutus rantai infeksi."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Corona Menyebar di Petugas Medis Malaysia, Catat Rekor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular