
Ckckck... Utang Pemerintah Prancis Tembus Rp 37.000 T Lebih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir seluruh negara di dunia mengalami lonjakan utang yang tajam akibat pandemi Covid-19. Pandemi membuat perekonomian lesu, setoran pajak turun, akhirnya pemerintah di dunia terpaksa menambah utang untuk menggenjot perekonomian.
Pemerintah Prancis, tidak seperti negara-negara anggota euro lainnya, tidak berencana mengurangi jumlah utangnya dalam waktu dekat. Meski begitu, para ekonom tidak khawatir dengan kondisi ini.
Prancis merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di antara negara pengguna mata uang euro lainnya. Dilansir dari CNBC International, Jumat (7/5/2021), rasio utang pemerintah Prancis terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun ini akan mencapai 117,8%. Dengan asumsi nilai PDB Prancis yang mencapai EUR 2,2 triliun tahun lalu, maka nilai nominal utang tembus melebihi Rp 37.000 triliun.
Jauh memang dibanding utang pemerintah Indonesia, yang nilainya Rp 6.445,07 triliun per Maret 2021. Angka utang pemerintah Indonesia ini naik Rp 1.252,51 triliun dibandingkan Maret 2020 yang mencapai Rp 5.192,56 triliun.
Balik ke angka utang pemerintah Prancis, di 2022 rasionya akan turun namun tipis menjadi 116,3%. Goldman Sachs memperkirakan utang Prancis akan berada di level yang sama paling tidak hingga 2024.
"Kami memperkirakan utang pemerintah Prancis 115% di 2024, hanya turun tipis dari 2020. Sementara kami melihat penurunan yang cukup untuk Jerman dari 71% menjadi 68%. Kemudian Italia dari 156% menjadi 151%," demikian bunyi analisa dari Goldman Sachs.
Prancis telah lama berkutat dengan tingginya angka utang, dan pandemi Covid-19 membuat situasi makin buruk. Senior Vice Presiden dari Moody' yaitu Sarah Carlson, tidak melihat adanya penurunan utang yang konsisten di Prancis dalam beberapa dekade terakhir.
Data yang dikumpulkan dari International Monetary Fund (IMF) memperlihatkan adanya pertumbuhan utang pemerintah Prancis sejak 2010, yang rasionya saat itu sekitar 85%. Angka ini jauh di atas rekomendasi Uni Eropa yaitu di bawah 60% dari PDB.
Ekonom dari Capital Economics, Jessica Hinds, menjelaskan ada dua alasan utama mengapa pemerintah Prancis sulit menekan angka utangnya. Pertama karena anggarannya selalu defisit, kedua yaitu penurunan pertumbuhan ekonomi yang membuat pemerintah sulit menekan angka utangnya.
Para analis dan pemerhati ekonomi tidak mempersoalkan soal utang yang tinggi ini. Alasannya, karena suku bunga surat utang yang masih rendah, dan masih dibutuhkan stimulus fiskal untuk mengangkat perekonomian yang tengah krisis akibat pandemi.
Saat ini yield surat utang pemerintah Prancis bertenor 10 tahun berada di 0,153%, jauh lebih rendah dari 1,2% pada 2015 lalu.
(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tambah Rp 1.400 T, Utang Pemerintah Menggunung ke Rp 6.361 T