Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah membuat kebijakan larangan mudik yang mulai berlaku hari ini (6/5/2021) hingga 17 Mei mendatang. Pihak Kepolisian sudah mengingatkan masyarakat untuk mematuhi aturan ini.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto mengungkapkan ratusan titik penyekatan telah disiapkan Polri. Semuanya sudah aktif sejak pukul 24.00 dini hari tadi.
"Ada 381 titik penyekatan dan itu sudah mulai aktif mulai 24.00 nanti malam. Ini diharapkan masyarakat tidak kucing-kucingan karena akan merugikan diri sendiri," kata Arief, Rabu (5/5/2021).
"Dari seluruh jalur yang ada, bisa saja dia melalui jalur tikus. Tapi jalur tikus itu tidak mungkin bawah ke lubang bawah tanah pasti akan masuk ketemu ke jalur utama yang mau tidak mau harus lewat situ. Pasti akan ketahuan dari penyekatan yang kita lakukan."
Arief menyarankan masyarakat berdiam diri di rumah. Jangan sampai memaksakan diri menggunakan sarana transportasi travel tidak resmi. Sebab, nanti akan rugi karena tidak ada jaminan asuransi.
"Sampai saat ini sudah 159 travel yang tidak mempunyai izin operasi dilakukan penahanan oleh Korlantas Polri di seluruh jajaran. Ini nanti mudah-mudahan tidak akan berkembang lagi karena dengan adanya penahanan akan menimbulkan efek jera," ujar Arief.
Meski larangan mudik sudah tegas, namun Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang memiliki keinginan untuk mudik.
"Kita melakukan survei, survei daerah mana saja yang ditujukan untuk mudik. Daerah-daerah yang dituju untuk mudik itu adalah Jawa Tengah lebih dari 30%, Jawa Barat lebih dari 20%, setelah itu Jawa Timur, Banten dan sekitarnya, diikuti Lampung, Sumsel dan sebagainya," ujarnya.
"Dan mereka rata-rata menggunakan moda angkutan mobil paling banyak setelah itu motor. Nah berarti para gubernur harus melakukan suatu koordinasi dengan baik," lanjutnya
BKS mengungkapkan survei bilang kalau tidak ada larangan mudik, maka 33% masyarakat akan mudik. Setelah dinyatakan ada larangan, sebanyak 11% tetap akan pulang. Jumlah itu pun kemudian turun jadi 7%.
"Itu pun cukup banyak. 18 juta. Kita Kemenhub, satgas selalu ingin melakukan suatu upaya-upaya sosialisasi peniadaan mudik. Agar yang 7% ini turun menjadi jumlah yang lebih sedikit. Sehingga kita bisa me-manage dan polisi bisa melakukan penyekatan dengan berwibawa tetapi kita harapkan dengan humanis," kata BKS.
Halaman 2>>>
Besarnya keinginan masyarakat untuk mudik memaksa Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk membuat 158 pos penyekatan mudik Lebaran di perbatasan jalan tol dan arteri Jawa Barat (Jabar). Para petugas akan mencegah masuknya pelaku perjalanan lintas batas wilayah yang nekat mudik.
Penyekatan akan berlangsung mulai hari ini hingga 17 Mei 2021. Petugas yang terdiri dari unsur Kepolisian, TNI, dan perangkat daerah, sudah menyiapkan skema penyekatan secara komprehensif.
"Penyekatan di Jabar itu terus dilakukan. Ada 158 titik penyekatan termasuk jalan-jalan tikus, dan juga sudah diatur sedemikian rupa oleh tim TNI/Polri," ucap Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, di Halaman Depan Gedung Sate, Kota Bandung.
Selain menjadi daerah tujuan mudik, Jabar menjadi titik pertama masuk warga DKI Jakarta maupun Banten menuju ke arah Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).
Kang Emil meminta petugas bersiaga 24 jam untuk mencegah pemudik selama masa peniadaan mudik. Supaya penyekatan berjalan optimal, ia menyarankan untuk disusun jadwal sif.
"Karena ada perbincangan di media sosial, para pemudik curi-curi waktu ketika penjaga tengah beristirahat. Jadi harus dibagi dalam 3 sif dalam 24 jam," ucapnya.
Potensi kedatangan pemudik ke daerah masih bisa terjadi meski sudah ada larangan mudik. Guna mencegah penularan Covid-19, terutama di daerah tujuan mudik, Kang Emil meminta pemerintah desa dan kelurahan menyiapkan tempat karantina bagi pemudik, baik lintas provinsi maupun kabupaten/kota.
Kang Emil berharap penyekatan dan kebijakan karantina bagi pemudik dapat mengurangi mobilitas masyarakat saat Idulfitri.
"Karena dalam teorinya, masih ada kelompok orang sekitar 7 persen yang tetap memaksa mudik," katanya.
Dalam apel tersebut, Kang Emil pun memotivasi sekaligus meminta petugas untuk menjaga kesehatan fisik dan mental selama bertugas. Pendekatan tegas dan humanis, katanya, harus diutamakan oleh petugas di lapangan.
"Saya titip kepada para petugas agar menjadi teladan kepada diri sendiri, masyarakat dan keluarga tentunya, lakukan juga pendekatan yang tegas tapi humanis dalam penindakan tapi harus selalu didahulukan pada edukasi," ucapnya.
Berdasarkan amanat Kapolri dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2021, petugas yang diturunkan sebanyak 155.005 personel gabungan. Rinciannya, 90.592 personel Polri, 11.533 personel TNI, serta 52.880 personel instansi terkait lainnya.
Personel tersebut akan ditempatkan di 381 pos penyekatan untuk mengantisipasi masyarakat yang masih berniat dan akan melaksanakan mudik, 1.536 pos pengamanan untuk melaksanakan pengamanan terkait gangguan kamtibmas dan kamseltibcar lantas.
Tersedia juga 596 pos pelayanan dan 180 pos terpadu untuk melaksanakan pengamanan di pusat keramaian, pusat belanja, stasiun, terminal, bandara, pelabuhan, tempat wisata, dan lain-lain.