Harga Green Diesel Lebih Mahal, Bisa Rp 20 Ribu/Liter!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 May 2021 18:00
Bongkar Muat Minyak Crude Palm Oil (CPO) (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Minyak Crude Palm Oil (CPO) (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mengejar target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 mendatang. Salah satu upaya dalam mengejar target ini adalah dengan mendorong penggunaan biodiesel.

Seperti diketahui, saat ini biodiesel sudah mencapai pencampuran Fatty Acid Methyl Esters (FAME) 30% atau dikenal dengan program B30. Presiden Joko Widodo juga pernah bertitah agar pemanfaatan biodiesel terus dikembangkan sampai B40, B50, dan B100.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menuju ke arah sana. Namun yang menjadi kendala menurutnya yaitu di harga.

Bila 100% berbasis sawit, maka menurutnya harga bensin atau diesel ini nantinya bisa mencapai tiga kali lipat dari bensin atau diesel berbasis minyak mentah (fosil), yakni bisa mencapai Rp 20 ribu per liter.

"Pertamina sudah launching D100 (green diesel berbasis minyak sawit 100%) sudah uji coba, produk 100% green fuel dari sawit, avtur dan gasoline (bensin), harga Rp 19 ribu, Rp 20 ribu per liter karena skala kecil," paparnya dalam diskusi daring, Selasa (04/05/2021).

Dengan harga yang cukup tinggi tersebut, dia pun mempertanyakan apakah masyarakat akan mampu membelinya.

"Apakah masyarakat mampu membeli? apakah pemerintah mampu subsidi?" tanyanya.

Untuk memperbesar skala produksi dan menekan biaya, menurutnya pemerintah juga sedang bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Pertamina (Persero) dengan salah satu kampus negeri, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk terus mendorong pembangunan katalis merah putih.

"Pertamina sedang bangun pabrik katalis untuk green fuel gasoline," ujarnya.

Sementara dari sisi pasokan minyak sawit (CPO), menurutnya sangat cukup, di mana Indonesia memproduksi sekitar 46 juta ton sawit setiap tahunnya. Untuk kebutuhan BBM, dengan realisasi serapan biodiesel (FAME) sekitar 8 juta kl per tahun, maka menurutnya pasokan minyak sawit itu akan sangat cukup.

Tingginya harga bensin dan diesel berbasis sawit ini, maka menurutnya pemerintah mendukung program biodiesel ini melalui beberapa upaya, salah satunya yang dilakukan saat ini yaitu dengan adanya insentif atau subsidi biodiesel dari iuran ekspor CPO.

Selain itu, saat ini juga sedang dilakukan finalisasi Rancangan UU tentang Energi Baru Terbarukan (RUU EBT) dan Rancangan Peraturan Presiden terkait tarif EBT.

Meski pemerintah terus berupaya mendorong pemanfaatan EBT, namun menurutnya di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), penggunaan energi fosil tidak bisa serta merta ditinggalkan.

"Sebenarnya pemerintah sudah punya RUEN ya, di situ dituangkan energy mix ada fosil, ada batu bara, minyak, gas dan EBT," imbuhnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Tahun Mendatang, RI Targetkan Biofuel Gak Cuma dari CPO!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular