
Daging Brasil 'Pemadam Kebakaran' Lonjakan Harga, Efektif?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kedatangan daging sapi beku impor asal Brasil sebanyak 140 ton melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bersama PT Berdikari (Persero). Tujuannya demi menjaga stabilitas harga menjelang Lebaran.
Impor ini diyakini tidak bisa menahan kenaikan harga rata-rata daging sapi yang saat ini sudah menyentuh angka Rp. 141.650/Kg untuk wilayah DKI Jakarta, apalagi kedatangannya terkesan mepet atau tidak lama lagi dengan momen lebaran. Selain itu jumlahnya sangat minim.
"Relatif agak terlambat karena banyak yang sudah melakukan pembelian daging sapi kan dari awal Ramadhan, kalau impor terlalu mepet dengan lebaran pasti ada masalah distribusi ke pasar-pasar tradisional dan modern juga," kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/5/21).
Ia khawatir ada rawan permainan, proses distribusi harus menjadi perhatian serius sebelum daging sapi tiba di masyarakat. Apalagi harga sapi terus melonjak, di golongan daging sapi kualitas 1, harganya sudah mendekati Rp 150 ribu atau tepatnya Rp. 148.530/Kg berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PHIPS).
"Impor solusi temporer, harus ada langkah jangka panjang, kalau nggak kejadian seperti tahun 2016 zaman (Eks Mentan) Pak Amran, harga sapi naik, sudah impor kerbau belum bisa mengatasi, akhirnya impor jeroan, harga nggak turun juga. Itu yang dikhawatirkan," sebut Bhima.
Alhasil, paling penting untuk jangka panjang adalah menggenjot produksi sapi dalam negeri. Kalaupun impor pilihannya mengarah ke daging bakalan, dimana penggemukan terjadi di dalam negeri. Selanjutnya perlu strategi mengatasi masalah Industrialisasi peternakan yang belum efektif.
"Apakah ada jaminan harga bisa turun? impor di tahun-tahun sebelumnya terbukti nggak berubah signifikan. Jangan sampai momentum lebaran dimanfaatkan oleh importir daging sapi dengan alasan pengendalian harga tapi membuka peluang rente," jelas Bhima.
Sementara itu, dari pihak BUMN yang mendapat penugasan impor Direktur Utama PT RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi menilai impor daging ini untuk menjaga stabilitas harga menjelang Lebaran. Selain itu, ada juga tujuan lainnya.
"Ini kesempatan untuk melihat kualitas komoditas sapi asal Brasil untuk kami kaji produknya sebagai bagian dari transformasi pangan dan tentu penekanan impor ke depannya," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (4/5/21).
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daging Impor India 'Guyur' RI, Harga Daging Sapi Turun Nih?