Daging Sapi Impor Brasil Serbu RI, Ternyata Ini Sebabnya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 May 2021 19:21
Daging Sapi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Daging Sapi (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Besarnya permintaan daging sapi menjelang Lebaran membuat Pemerintah harus mengambil langkah antisipasi sejak awal. Salah satunya ialah dengan mengimpor daging sapi beku dari Brasil sebanyak 420 ton, sebanyak 140 ton di antaranya sudah tiba di Indonesia. Keputusan impor dari Brasil memang tak biasanya, karena selama ini Indonesia langganan dari Australia karena jaraknya lebih dekat.

Namun jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan bulan Ramadhan di waktu normal yang mencapai 15 ribu - 20 ribu ton per bulan, khususnya untuk kawasan Jabodetabek dan Bandung Raya.

"Aspidi (Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia) cover kebutuhan 10 ribu ton atau 50% dari stok. Tahun lalu pegang 7.500 ton, tapi yang terserap nggak sampai 5 ribu ton, hanya sekitar 4 ribuan ton. Drop 60% tahun lalu," kata Sekretaris Jenderal Aspidi Suhandri kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/5/21).

Perkiraan tahun ini memang ada peningkatan permintaan, namun belum sebaik tahun-tahun sebelumnya atau sebelum memasuki pandemi Covid-19. Tahun ini penyerapan sekitar 6 ribu ton atau paling tinggi 7 ribu ton. Jadi jika dibandingkan tahun lalu, peningkatannya 30%-40%.

Demi memenuhi kebutuhan tersebut, Suhandri mengatakan pengusaha yang tergabung dalam Aspidi sudah memiliki stok sekitar 6.700 ton, sehingga diyakini masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Mereka tidak mengambil dari Brasil maupun India, seperti yang BUMN lakukan, melainkan negara lainnya.

"Dari Amerika Serikat, Spanyol, Australia, Selandia Baru. Mayoritas Australia sekitar 60%, kemudian Spanyol 15%," jelas Suhandri.

Sulitnya mendapatkan sapi dari Australia sempat Menteri Perdagangan M. Lutfi lontarkan beberapa waktu lalu. Penyebabnya karena kebakaran hutan yang menyebabkan harga lebih mahal. Sebagai gantinya, Indonesia yang secara tradisi rutin mengimpor sapi dari Australia harus mengalihkan fokus ke banyak negara lainnya.

Namun, sapi impor Australia tetap menjadi pilihan utama. Namun, Suhandri memberi catatan bahwa kualitas sapi dari tiap wilayah di Australia juga berbeda.

"Berdasarkan pengalaman teman-teman, impor dari southern Australia lebih bagus dari northern, meski harganya lebih mahal. Indonesia terbiasa impor dari southern. Yang disebut Pak Menteri kebakaran kemudian banjir daerah southern, jadi makanya harga lebih mahal," papar Suhandri.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daging Impor India 'Guyur' RI, Harga Daging Sapi Turun Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular