Internasional

"Tsunami" Corona India Makin Ngeri, Ini Kata Bos WHO

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
27 April 2021 10:05
WHO: Covid-19 Masih Merajalela
Foto: WHO: Covid-19 Masih Merajalela

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan keprihatinannya mendengar situasi penyebaran Covid-19 di India. Virus yang menyebar massif telah membuat fasilitas kesehatan negara itu ambruk dan suplai oksigen serta obat-obatan yang menipis.

"Situasi di India sangat memilukan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan sebagaimana dikutip AFP Selasa (27/4/2021).

Keluarga pasien memenuhi media sosial untuk meminta pasokan oksigen dan lokasi tempat tidur rumah sakit ke pemerintah. Ini telah memaksa ibu kota New Delhi untuk memperpanjang penguncian (lockdown) selama seminggu.

"WHO melakukan segala yang kami bisa, menyediakan peralatan dan pasokan penting," kata Tedros.

Dia mengatakan, badan kesehatan PBB itu antara lain mengirimkan ribuan konsentrator oksigen, rumah sakit lapangan bergerak prefabrikasi dan persediaan laboratorium. WHO juga mengatakan telah memindahkan lebih dari 2.600 ahli dari berbagai program, termasuk polio dan tuberkulosis, untuk bekerja dengan otoritas kesehatan India guna membantu menanggapi pandemi.

Di New Delhi sendiri dilaporkan situasi sangatlah mengerikan, dengan tercatat setiap empat menit satu warga meninggal dunia akibat Covid-19. Hal ini membuat fasilitas krematorium dan pemakaman jenazah kewalahan.

Di pemakaman Jadid Qabristan Ahlemisalnya, dilaporkan bahwa pemakaman itu sudah hampir kehabisan lahan. "Sekarang, tampaknya virus itu memiliki kaki. Kalau terus begini, aku akan kehabisan ruang dalam tiga atau empat hari," kata Shamim, 38, seorang penggali kubur.

Sementara itu suplai oksigen ke negara itu saat ini dilaporkan mendapatkan banyak bantuan internasional. Negara-negara seperti Jerman, Singapura, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Rusia, dan Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan suplai oksigen yang sangat penting bagi pengobatan pasien yang sudah kesulitan bernafas.

Lebih lanjut, krisis India telah berdampak pada program vaksin Covax. Sebelumnya aliansi yang dibentuk WHO, Gavi, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) bertujuan untuk memberikan akses yang adil terhadap vaksin Covid-19 ke 92 negara lebih miskin.

Sebelum lonjakan, India mengekspor puluhan juta suntikan AstraZeneca. India melalui Serum Institute menjadi pabrikan pebuat vaksin Inggris itu.

Tetapi begitu kasus mulai melonjak, New Delhi membekukan ekspor, termasuk untuk Covax demi memprioritaskan dalam negerinya. Ini telah membuat Covax kekurangan 90 juta dosis yang telah dimaksudkan untuk 60 negara berpenghasilan rendah pada bulan Maret dan April.

"Itu belum tersedia karena krisis di India. Sekarang mereka digunakan di dalam negeri," kata ketua Gavi Seth Berkley dalam pengarahan.

"Covax, sedang mencari opsi lain sambil menunggu pasokan dilanjutkan."

Senin (26/4/2021) India mencatat rekor kasus harian baru sebanyak 352 ribu kasus. Angka ini membuat negara itu mencapai 1,5 juta kasus hanya dalam lima hari. Secara total menurut Worldometers, India melaporkan 17,3 juta angka infeksi Covid-19 dengan 195 ribu kematian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO: Corona India Badai yang Sempurna

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular