
Percaya Deh, Kuartal Ini Indonesia Tak Resesi Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali kuartal II-2021, sepertinya 'hilal' kebangkitan perekonomian dunia dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin tampak jelas. Ini terlihat dari peningkatan aktivitas manufaktur di berbagai negara.
IHS Markit melaporkan angka pembacaan awal (flash reading) Purchasing Managers' Index/PMI untuk periode April 2021. Hasilnya cukup impresif.
Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang paling mencolok. Sebab angka flash reading April 2021 menunjukkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan yang dimulai pada Mei 2007.
"Perekonomian AS menjalani awal yang kuat memasuki kuartal II-2021. Kapasitas produksi semakin meningkat seiring pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi virus corona. Vaksinasi yang semakin masif dan stimulus fiskal akan membuat prospek ekonomi AS menjadi cerah, ini tentu meningkatkan permintaan," papar Chris Williamson, Chief Business Economist IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Tidak cuma AS, Eropa pun ternyata ciamik. Padahal Benua Biru sempat mengalami gelombang serangan ketiga (third wave outbreak) virus corona yang mengharuskan sebagian negara memberlakukan karantina wilayah alias lockdown.
Skor PMI manufaktur Zona Euro untuk April 2021 diperkirakan sebesar 63,3. Ini adalah rekor tertinggi sejak Juni 1997.
"Di tengah upaya pencegahan penyebaran virus corona, ekonomi Zona Euro ternyata menunjukkan kekuatan yang menggembirakan. Sektor manufaktur malah booming. Perusahaan meningkatkan pembelian bahan baku dan barang modal berupa mesin seiring peningkatan optimisme terhadap prospek ekonomi ke depan," lanjut Williamson.
Data PMI ini searah dengan proyeksi Bank Indonesia (BI). Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi April 2021, MH Thamrin menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk 2021 dari 5,1% menjadi 5,7%.
"Pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi terkonfirmasi oleh perkembangan sejumlah indikator dini, seperti Purchasing Managers' Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel di beberapa negara yang terus meningkat. Sejalan dengan perbaikan ekonomi global tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia terus meningkat, sehingga mendukung perbaikan kinerja ekspor negara berkembang yang lebih tinggi, termasuk Indonesia," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI.
Halaman Selanjutnya --> Kuartal II-2021, RI Bakal 'Lulus' dari Resesi!