
Perusahaan Migas hingga Garmen Angkat Kaki dari Myanmar

Jakarta, CNBC Indonesia - Kudeta yang dilakukan junta militer Myanmar berdampak investasi asing di negeri itu. Beberapa perusahaan dari sejumlah sektor industri perlahan angkat kaki dari Burma.
Melansir Asia Nikkei, perusahaan minyak besar Petronas mengumumkan setop produksi di lading gas Yetagun tanpa batas waktu. Penurunan drastis produksi sejak sebulan sebelum kudeta jadi alasan.
Perusahaan gas Australia, Woodside Petroleum, juga melakukan hal yang sama. Namun, lebih terus terang, perusahaan mengutuk HAM yang dilakukan junta.
Sektor minyak dan gas alam Myanmar merupakan salah satu sumber pendapatan devisa bagi pemerintahan junta militer saat ini. Maka itu banyak pihak menyuarakan akan penghentian sementara operasi migas di sana.
"Sektor minyak dan gas adalah satu-satunya sumber pendapatan terbesar yang mengalir ke tangan perusahaan kriminal ini," kata Thomas Andrews, pelapor khusus PBB untuk HAM Myanmar dalam sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada akhir Maret.
"Jadi, penting ... kita menghentikannya."
Halaman 2>> Industri Garmen