Internasional

Perusahaan Migas hingga Garmen Angkat Kaki dari Myanmar

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 April 2021 03:30
Pagoda Myanmar
Foto: Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Minggu, 28 Februari 2021. (AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kudeta yang dilakukan junta militer Myanmar berdampak investasi asing di negeri itu. Beberapa perusahaan dari sejumlah sektor industri perlahan angkat kaki dari Burma.

Melansir Asia Nikkei, perusahaan minyak besar Petronas mengumumkan setop produksi di lading gas Yetagun tanpa batas waktu. Penurunan drastis produksi sejak sebulan sebelum kudeta jadi alasan.

Perusahaan gas Australia, Woodside Petroleum, juga melakukan hal yang sama. Namun, lebih terus terang, perusahaan mengutuk HAM yang dilakukan junta.

Sektor minyak dan gas alam Myanmar merupakan salah satu sumber pendapatan devisa bagi pemerintahan junta militer saat ini. Maka itu banyak pihak menyuarakan akan penghentian sementara operasi migas di sana.

"Sektor minyak dan gas adalah satu-satunya sumber pendapatan terbesar yang mengalir ke tangan perusahaan kriminal ini," kata Thomas Andrews, pelapor khusus PBB untuk HAM Myanmar dalam sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada akhir Maret.

"Jadi, penting ... kita menghentikannya."

Halaman 2>> Industri Garmen

Bukan hanya migas, industri lain juga angkat kaki dari negeri itu. Sejumlah pengecer mode seperti H&M dan Next telah menarik diri dari Myanmar.

Ini membuat 200.000 pekerja industri garmen kehilangan pekerjaan. "Padahal industri ini mempekerjakan setidaknya 700.000 orang sebelum pandemi," ujar seorang aktivis buruh Myanmar, Ye Naing Win, ditulis media lokal Myanmar Now.

Bukan cuma garmen, konstruksi juga setop di negeri itu. Sebanyak 300.000 pekerja konstruksi di Yangon dilaporkan kehilangan pekerjaan karena penangguhan proyek bangunan besar.

Semenjak kudeta 1 Februari dan tindakan keras aparat junta militer sejumlah negara memang menjatuhkan sanksi. Bukan hanya ke individu junta tapi juga perusahaan terkait militer.

Ini membuat banyak perusahaan mundur. Karena menghindari rentetan sanksi lain yang mungkin bisa mengenai entitas tersebut akibat berhubungan dengan junta.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular