
Perusahaan Migas hingga Garmen Angkat Kaki dari Myanmar

Bukan hanya migas, industri lain juga angkat kaki dari negeri itu. Sejumlah pengecer mode seperti H&M dan Next telah menarik diri dari Myanmar.
Ini membuat 200.000 pekerja industri garmen kehilangan pekerjaan. "Padahal industri ini mempekerjakan setidaknya 700.000 orang sebelum pandemi," ujar seorang aktivis buruh Myanmar, Ye Naing Win, ditulis media lokal Myanmar Now.
Bukan cuma garmen, konstruksi juga setop di negeri itu. Sebanyak 300.000 pekerja konstruksi di Yangon dilaporkan kehilangan pekerjaan karena penangguhan proyek bangunan besar.
Semenjak kudeta 1 Februari dan tindakan keras aparat junta militer sejumlah negara memang menjatuhkan sanksi. Bukan hanya ke individu junta tapi juga perusahaan terkait militer.
Ini membuat banyak perusahaan mundur. Karena menghindari rentetan sanksi lain yang mungkin bisa mengenai entitas tersebut akibat berhubungan dengan junta.
[Gambas:Video CNBC]