
Usai Heboh Istana Garuda, Jokowi Panggil Arsitek Cs

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini menerima Asosiasi Perencanaan, Perancangan dan Keinsinyuran di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (15/4/2021).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengemukakan pertemuan ini menunjukkan bahwa pemerintah akan terbuka terhadap setiap gagasan untuk pembangunan Ibu Kota baru.
"Kami bersama Presiden menerima ikatan ahli profesi dalam hal in dari semua disiplin keilmuan di bidang arsitektur di bidang perencanaan, regional planning, lingkungan hidup yang semuanya di sektor keinsinyuran," kata Suharso.
Suharso mengatakan seluruh elemen dapat berpartisipasi sekecil apapun dalam pembangunan Ibu Kota baru. Tak terkecuali, para anggota dari Asosiasi Perencanaan, Perancangan, dan Keinsinyuran.
"Jadi tadi Presiden mendengar seksama masukan itu untuk menjadikan pertimbangan," kata Suharso.
Bahkan, Jokowi membuka peluang bagi para anggota asosiasi untuk masuk dalam jajaran Badan Otorita Ibu Kota. Meski demikian, tidak diketahui secara pasti kapan badan ini dibentuk.
"Setidak-tidaknya bisa memberikan rekomendasi tentang segala hal tentang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Ibu Kota Negara," katanya.
Sebelumnya, desain baru Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara Baru yang dibuat seniman bernama Nyoman Nuarta diprotes. Mereka merasa pembuatan desain tersebut tidak dilakukan melalui dialog atau forum.
Mereka yang memprotes di antaranya dari Asosiasi Profesi Ikan Arsitek Indonesia, Ikatan Arsitek Indonesia, Green Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP).
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, I Ketut Rana Wiarcha, menjelaskan perlunya melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, agar menciptakan rasa kepemilikan masyarakat terhadap keberadaan IKN baru.
Ketut menjelaskan atas publikasi dalam Instagram Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, mengundang ragam reaksi dari para anggota lintas asosiasi profesi. Ada kegelisahan yang perlu disampaikan terkait rancangan Istana Negara.
Beberapa kegelisahan yang disampaikan mulai dari bentuk istana yang berupa burung garuda hingga secara teknis tidak mencirikan pembangunan rendah karbon nan cerdas.
"Bangunan istana negara berbentuk burung Garuda atau menyerupai Garuda merupakan simbol di dalam bidang arsitektur tidaklah mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital," jelasnya dalam keterangan resmi,
Secara arti yang direpresentasikan melalui gedung patung burung tersebut tidak mencerminkan upaya pemerintah dalam mengutamakan forest city atau kota yang berwawasan lingkungan.
Sebab itu, pihaknya dalam lintas asosiasi ini merekomendasikan bentuk Garuda disesuaikan untuk menjadi monumen atau tugu yang menjadi landmark.
Ketut menjelaskan terkait kepentingan awal pembangunan IKN, memulai pembangunan tidak harus melalui bangunan gedung. Bisa dimulai melalui tugu nol yang data ditandai dengan membangun kembali lanskap hutan hujan tropis seperti penanaman pohon endemik Kalimantan.
Selain itu dia mengusulkan untuk desain bangunan istana agar disayembarakan dengan prinsip dan ketentuan desain yang disepakati. Dalam hal perancangan kawasan maupun tata ruang termasuk target menjadi model bangunan sehat beremisi nol.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal Keputusan Harga BBM, Menteri Jokowi: Ini Enggak Mudah!
