Gak Wajar, Chevron Lelang Proyek Listrik Blok Rokan Rp 4,2 T

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
15 April 2021 15:48
Pertamina siap ambil alih kelola Blok Rokan. Doc:PHE.
Foto: Pertamina siap ambil alih kelola Blok Rokan. Doc:PHE.

Jakarta, CNBC Indonesia - Proses transisi Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) tidak mulus-mulus saja. Masalah kelistrikan kini menjadi batu sandungan proses transisi.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengatakan drama kelistrikan ini adalah sesuatu yang mestinya bisa dirampungkan jauh-jauh hari ketika proses transisi Blok Rokan dilakukan.

"Tapi kan ini nggak terjadi. Ketika perusahaan dibuat, baru diketahui, ketika PLN dan Pertamina tandatangani nota kesepahaman penyediaan listrik," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Kamis (15/04/2021).

Baru diketahui di sini maksudnya yaitu baru diketahui jika aset PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) sebagai pemasok listrik Blok Rokan tidak masuk ke dalam aset yang diserahterimakan.

"Semua perusahaan minyak, semua perusahaan migas itu kan memang bisa membangun pembangkit sendiri, sediakan untuk operasinya," ujarnya.

Dia berpandangan jika lelang listrik ini adalah sesuatu yang tidak wajar karena jika bicara nilai pembangkit yang dimiliki MCTN 300 mega watt (MW) berada di tanah negara dan sudah 20 tahun melakukan jual beli listrik dengan Chevron Pacific Indonesia (CPI).

Adapun mayoritas saham MCTN dimiliki Chevron Standard Limited (CSL).

Menurutnya, berdasarkan informasi SKK Migas disebutkan bahwa setiap tahun kontrak listrik yang dibayarkan CPI ke MCTN sebesar US$ 80 juta dan ini sudah dibebakan ke cost recovery. Artinya, negara mengembalikan biaya tersebut kepada CPI.

Lalu, terkait nilai aset sekitar US$ 190 - 200 juta, dengan nilai tagihan listriknya US$ 80 juta, Fabby berpandangan ini perlu dilihat apakah ini wajar atau tidak.

"Sekarang ketika akan berakhir dan akan diambil alih pada Agustus lelang senilai US$ 300 juta (sekitar Rp 4,2 triliun), ini kan nggak wajar," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pembangkit ini hanya melayani CPI. Dengan berakhirnya kontrak CPI di Blok Rokan, maka sebenarnya sudah selesai. Apalagi, imbuhnya, investasinya juga sudah dibayarkan dengan cost recovery dan sudah mendapatkan keuntungan selama ini.

Memang saat ini ada nilai strategis karena dalam menyediakan pasokan listrik, PLN membutuhkan waktu.

"Dalam konteks ini, pembangkit ini ya tinggal serah terimakan setelah Agustus, nilai pasar nggak ada," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bayar Lelang Listrik Rokan, PLN Bisa Kena Masalah Hukum

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular