
Walau Ekspor Meroket, Tapi Maaf... Kayaknya RI Masih Resesi!

Tidak hanya ekspor, impor pun memberi harapan akan hari esok yang lebih baik. Nilai impor pada Maret 2021 adalah US$ 16,79 miliar. Tumbuh 25,73% yoy dan 26,55% mtm.
Lagi-lagi ini jauh lebih baik ketimbang proyeksi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor naik 6,925% yoy sedangkan konsensus Reuters berada di 6% yoy.
Impor memberi optimisme karena peningkatan signifikan di bahan baku/penolong dan barang modal. Pada Maret 2021, impor bahan baku/penolong melesat 25,82% yoy dan barang modal melesat 33,7% yoy.
![]() |
"Kita berharap pertumbuhan double digit ini menunjukkan bahwa geliat manufaktur dan investasi mulai pulih. Kita harapkan geliat ini tetap terjaga pada triwulan II dan berikutnya sehingga ekonomi pulih pada 2021," lanjut Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.
Dari sisi pengeluaran, impor memang menjadi faktor pengurang dalam PDB. Namun dengan struktur impor yang didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal, kenaikan impor akan mendorong produksi industri manufaktur dalam negeri.
Nah, industri manufaktur adalah penyumbang nomor dari di pembentukan PDB dari sisi lapangan usaha. Selama periode 2010-2019, rata-rata kontribusi industri manufaktur terhadap PDB adalah 20,86%.
Halaman Selanjutnya --> Mohon Maaf, Sepertinya Indonesia Masih Resesi
(aji/aji)