
Duh! Mudik Dilarang Wisata Dibuka, Gubernur Banten Pusing

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan larangan mudik, namun tetap dibukanya destinasi pariwisata dari pemerintah pusat, membuat kepala daerah khawatir terjadinya klaster penularan Covid-19 di tempat pariwisata.
Gubernur Banten Wahidin Halim salah satu kepala daerah yang menyayangkan tetap dibukanya destinasi wisata meski ada larangan mudik. Pasalnya, Banten seringkali dijadikan tempat 'pelarian' masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk berlibur.
"Banten itu sangat strategis di wilayah ujung Barat yang memiliki pantai 561 km dengan wisata yang sangat terbuka."
"Ketika masyarakat atau rakyat Jakarta tidak keluar mudik, pilihannya cuma satu, berbondong-bondong datang ke Banten, (untuk) berwisata. Karena mudik tidak boleh, wisata dibuka," jelas Wahidin saat di Acara Mata Najwa yang dikutip Kamis (15/4/2021).
Belum lagi ditambah masyarakat yang ada di Banten itu sendiri, dimana hampir jutaan orang yang juga tiap minggu pilihan wisatanya datang ke daerah Banten. "Karena lebih dekat, terjangkau secara ekonomi, dan sebagainya," imbuhnya.
Oleh karena itu, Wahidin sedikit merasa kewalahan, seperti apa menatanya. Dia pun menyarankan kepada pemerintah pusat, kalau mudik dilarang semestinya wisata juga seharusnya dilarang.
"Praktik waktu monitor dan menata bagaimana wisata dengan protokol kesehatan, tapi lahan wisata kita terbuka. Jadi kesulitan melakukan kontrol pengawasan protokol kesehatan," ujarnya.
Berkaca dari pengalaman tahun lalu, baik saat perayaan pergantian tahun atau tahun baru dan hari raya Idul Fitri 2020, wisatawan domestik yang berasal dari Jakarta sulit dikontrol oleh pihak Pemda Banten, mulai dari penataan dan tata laksana protokol kesehatan.
Seminggu kemudian, kata Wahidin, setelah ada aktivitas wisata kala itu yang terjadi kerumunan, orang terpapar Covid-19 naik tajam.
"Gimana konsep memutus mata rantai ini. Ini jadi persoalan tersendiri," kata Wahidin seraya meminta maaf kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang turut hadir dalam acara tersebut.
Wahidin pun meminta agar hanya beberapa destinasi pariwisata saja yang boleh dibuka di wilayah Banten.
"Saya mengusulkan tidak semua kawasan Banten bisa kita gunakan atau izinkan untuk kita buka. Ada pilihan tertentu, beberapa kawasan yang boleh dibuka dan kawasan tertentu yang kita tutup," tuturnya.
Dalam merespon ujaran Wahidin, Sandiaga mengklaim pihaknya sudah melakukan penyisiran destinasi wisata di Banten yang kemungkinan akan ramai pengunjung.
Sandi merinci ada Desa Wisata di Cikeusik, Pantai Tanjung Lesung, Pantai Anyer, dan di Serang. Kemudian ada juga Baduy.
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, yang harus diketatkan adalah protokol kesehatannya di masing-masing destinasi wisata tersebut.
"Kita harus pastikan pengelolanya itu harus sesuai protokol kesehatan. Ini memang seperti buah simalakama, kosong kayak sekarang juga disalahkan, penuh juga disalahkan," ujar Sandiaga
"Pariwisata itu bukan part of the problem, justru pariwisata is the part of solution kalau kita bisa menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," ujarnya lagi.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kata Sandi pemerintah harus tegas. Semisal harus dilakukan penyekatan atau pembatasan, dipersilahkan untuk dilakukan.
Jadi, jika ada warga Jakarta berkunjung ke Banten, harus disiapkan check point untuk pemeriksaan PCR dan sebagainya. Sandiaga berjanji akan melakukan kolaborasi dan koordinasi dengan para pimpinan kepala daerah.
"Ini nanti akan koordinasi lagi agar tidak ada kesalahpahaman di lapangan, tuturnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Mudik Dilarang Kami Tetap Pulang' Ternyata Ini Sebabnya