Subsidi Listrik PLN, Langkah Tepat Jaga Daya Beli Masyarakat

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memberikan berbagai keringanan pada masa pandemi Covid-19, termasuk keringanan pembayaran beban listrik bagi kelompok pelanggan tertentu.

Subsidi listrik diberikan untuk pelanggan rumah tangga, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sejak April 2020 hingga Maret 2021, pemerintah telah memberikan insentif atau subsidi tarif listrik kepada golongan listrik rumah tangga dengan daya 450 VA dan diskon 50% bagi pelanggan daya listrik 900 VA.

EVP Tarif dan Subsidi PLN Tohari Hadiat mengatakan, sejauh ini program subsidi listrik sudah berjalan lancar. Dimana sejak April 2020 hingga April masih berjalan terus.

"Ini merupakan program stimulus bagi rumah tangga dan UMKM dengan total 30 juta pelanggan yang sudah terbayarkan sejak April-Desember 2020 dengan total anggaran Rp 13,2 Triliun. Program ini terus berjalan di Januari-Maret 2021 dengan menyerap total anggaran sekitar Rp 4,1 Triliun," ujarnya mengutip keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (14/4/2021).

Baca: Siap-Siap, Subsidi Tertutup Berlaku, Tarif Listrik Bisa Naik

"Pada prinsipnya PLN akan terus siap menerima penugasan pemerintah, termasuk pemberian stimulus kepada masyarakat, dari April 2020 hingga saat ini pemberian stimulus ekonomi melalui pengurangan beban biaya listrik ini tepat sasaran dan tepat waktu," kata Tohari.

Pada April 2021 ini kebijakan pemerintah mengalami perubahan. Hal ini berdasarkan keputusan pemerintah untuk Triwulan II-2021 yang nilainya 50% dari nilai sepanjang 2020 dan triwulan I 2021.

"Artinya bagi pelanggan 450 VA yang sebelumnya digratiskan harus membayar 50% dari tagihan rekeningnya, kemudian pelanggan 900 VA yang tadinya membayar 50% menjadi mendapat potongan 25%," ujarnya menambahkan.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan kajian yang pernah dilakukan bahwa penurunan tarif listrik dan juga BBM itu akan meningkatkan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat ini yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Dia juga menegaskan bahwa untuk membangkitkan ekonomi di 2021 ini, perlu program terintegrasi.

"Stimulus PLN itu bukan satu-satunya tetapi itu bagian penting yang dapat menurunkan pengeluaran bagi masyarakat tidak mampu yang terdampak pandemi. Menurut proyeksi saya, program presiden Jokowi dalam menghadapi kondisi ekonomi pandemi ini telah cukup bagus. Program yang terintegrasi dengan baik ini akan membawa pertumbuhan ekonomi kita tidak minus lagi, paling tinggi pertumbuhan ekonomi kita sekitar 3-4% di tahun 2021 ini," pungkasnya.

Baca: Kacau, Subsidi Energi di Indonesia Masih Berantakan!

(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sederet Aksi PLN Bantu Pelanggan Menghadapi Pandemi