Pengusaha Ini Salah Satu yang Kecewa dengan Larangan Mudik

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
12 April 2021 18:55
Petugas mengecek tiket keberangkatan penumpang di Stasiun Senen, Jakarta, (9/4/2021). Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melarang perjalanan kereta api (KA) antar kota dan KA perkotaan selama periode mudik Lebaran 2021. Ini menyusul menindaklanjuti larangan mudik Lebaran 2021 oleh pemerintah mulai 6 hingga 17 Mei 2021. Maryati 39th pulang lebih awal ke Magelang sebelum larangan mudik.   (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Warga melakukan perjalanan dengan kereta api di Stasiun Senen, Jakarta, (9/4/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengeluh atas kebijakan pemerintah yang telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik Lebaran 1443 H dari tanggal 6 - 17 Mei 2021 mendatang.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan bahwa dampak dari pelarangan mudik tersebut berimbas pada stok dari para industri.

"Kemarin bahkan banyak retail modern sudah minta stock dikirim untuk Lebaran. Pasar tradisional juga. Ini kita lihat ada harapan. Jangan sampai ada pelarangan. Meskipun ada, kita cari jalan keluar, stock yang disediakan enggak jadi bad stock,"kata Adhi dalam acara FMB9 dalam topik Ketersediaan Pangan Jelang Ramadhan dan Lebaran, Senin (12/4/2021).

Adhi menuturkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir permintaan masyarakat akan pangan sudah cukup mengesankan, meskipun hal ini masih terus menuju pemulihan retail di awal 2021.

"Terus terang, kalau dibilang sudah balik atau belum ya belum. Tapi sudah lebih baik dibanding tahun 2020. Permintaan di pasar, indeks-indeks juga meningkat. Ada proses menuju pemulihan. Kita lihat permintaan dari retail baik di awal 2021," paparnya.

Saat ini yang menjadi kecemasan pengusaha makanan dan minuman adalah pembatasan mudik. Menurutnya, ini juga akan memberi kehilangan mata rantai, termasuk bidang transport, yakni jasa mudik dan daya beli masyarakat kalangan menengah ke bawah.

"Pembatasan mudik ini juga akan memberi kehilangan mata rantai, termasuk transport, yakni jasa mudik. Misal, kita gairahkan yang enggak bisa pulang mudik, bisa belanja uang untuk makanan minuman di kampung. Kita bisa sambut dengan delivery service," katanya.

"Ini yang perlu diperhatikan pemerintah. Masyarakat bawah bisa terjaga daya belinya. Kalau menengah atas masih tahan karena ada pendapatan dan tabungan," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Mudik Dilarang Kami Tetap Pulang' Ternyata Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular