Lemes... Penjualan Ritel Februari Ambles 18%!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 April 2021 10:29
tukang warung  (CNBC Indonesia/Wanti Puspa Gustiningsih)
Ilustrasi Warung (CNBC Indonesia/Wanti Puspa Gustiningsih)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ritel di Indonesia masih mengalami kontraksi pada Februari 2021, baik secara bulanan (month-to-month/MtM) dan tahunan (year-on-year/YoY). Namun pada Maret 2021, diperkirakan mulai ada perbaikan.

Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2021 sebesar 177,1. Terjadi kontraksi atau pertumbuhan negatif 2,7% MtM. Secara YoY, kontraksinya mencapai 18,1%.

Namun data Februari 2021 sedikit lebih baik ketimbang bulan sebelumnya. Pada Januari 2021, penjualan ritel tumbuh -4,3% MtM.

"Responden menyampaikan bahwa perbaikan tersebut didorong oleh permintaan masyarakat yang meningkat saat HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) Imlek dan libur nasional. Perbaikan terjadi pada sebagian besar kelompok barang, seperti Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, dan Suku Cadang dan Aksesoris," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Senin (12/4/2021).

Responden memprakirakan peningkatan kinerja penjualan eceran berlanjut pada Maret 2021. Hal itu tercermin dari IPR Maret 2021 yang diprakirakan tumbuh 2,9% (MtM), sejalan dengan permintaan masyarakat yang meningkat di tengah cuaca yang mendukung. Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa rata-rata curah hujan dalam kisaran menengah (50-150 mm) dan telah melewati puncak musim hujan. Seluruh kelompok mencatatkan kinerja penjualan yang meningkat, terutama Kelompok Barang Lainnya, termasuk Subkelompok Sandang, serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi tercatat tumbuh positif.

"Secara tahunan, penjualan eceran diprakirakan membaik dan tumbuh sebesar -17,1% (YoY) pada Maret 2021. Perbaikan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei, terutama Kelompok Barang Lainnya, termasuk Subkelompok Sandang, Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi," lanjut keterangan BI.

Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada 3 bulan mendatang (Mei 2021) relatif stabil, sementara pada 6 bulan mendatang (Agustus 2021) menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang (Mei) sebesar 156,4, stabil dari bulan sebelumnya, ditopang oleh perkiraan pasokan yang cukup dan distribusi yang lancar. Di sisi lain, IEH 6 bulan yang akan datang (Agustus) sebesar 141,7, lebih rendah dari 153,5 pada bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh permintaan yang relatif rendah pasca-HBKN dan distribusi barang yang lancar.


(aji/aji) Next Article Penjualan Ritel November Turun 16,3%, Desember Lebih Parah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular