
Penjualan Ritel November Turun 16,3%, Desember Lebih Parah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan eceran di Indonesia masih saja tumbuh negatif alias terkontraksi. Bahkan kontraksinya semakin dalam.
Penjualan eceran yang dicerminkan dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada November 2020 tumbuh -16,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang -14,9% YoY.
Namun secara bulanan (month-to-month/MtM) ada perbaikan. Pada November 2020, IPR tumbuh -1,2% MtM sementara bulan sebelumnya -5,3% MtM.
"Penjualan eceran secara bulanan tumbuh membaik ditopang oleh sebagian besar kelompok barang dengan penjualan Sandang, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Suku Cadang dan Aksesoris tumbuh positif. Secara tahunan, kinerja penjualan eceran periode November 2020 mengalami kontraksi sedikit lebih dalam dari bulan sebelumnya, terutama dipengaruhi oleh kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya," sebut laporan Bank Indonesia (BI), Selasa (12/1/2021).
Pada Desember 2020, kinerja penjualan eceran secara bulanan diprakirakan meningkat. IPR Desember 2020 diprakirakan tumbuh sebesar 2,9% MtM, didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Seluruh kelompok diprakirakan mengalami pertumbuhan yang positif, terutama pada kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.
Namun secara YoY, kontraksi diperkirakan semakin dalam. Kinerja penjualan eceran pada Desember 2020 diprakirakan masih dalam fase kontraksi dengan pertumbuhan IPR sebesar -20,7% YoY.
Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan mendatang (Februari 2021) diprakirakan meningkat, sementara pada 6 bulan mendatang (Mei 2021) menurun. Indikasi peningkatan harga pada Februari 2021 tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang sebesar 150,4, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 139,8. Peningkatan harga diperkirakan dipengaruhi perayaan keagamaan dan gangguan distribusi akibat cuaca yang kurang mendukung.
Sementara itu, IEH 6 bulan yang akan datang sebesar 161,7 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 163,9 sejalan dengan pasokan yang relatif terjaga saat momen Ramadan dan Idulfitri didukung oleh distribusi yang lancar.
(aji/aji) Next Article Lemes... Penjualan Ritel Februari Ambles 18%!