Larangan Mudik Sudah Finish, Bakal Banyak Bisnis yang Nangis

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 April 2021 07:40
Suasana terminal Lembang di Jalan Raden Patah, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, Kamis (30/7/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Terminal Lembang biasanya selalu ramai penumpang, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha.

Banyak penumpang yang datang ke Terminal Lembang untuk mudik ke kampung halaman.

Namun, aktivitas itu tampak berbeda pada Hari Raya Idul Adha tahun ini.   

Kini, Terminal Lembang sepi penumpang bus, meski Hari Raya Idul Adha tak lama lagi.
Foto: Ilustrasi Mudik (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan larangan  mudik sudah bulat diputuskan oleh pemerintah yang berlaku bagi swasta maupun aparatur negara. Bagi sektor swasta, kebijakan ini semakin menekan bisnis terutama dari sektor transportasi, wisata sampai ritel.

"Jadi kami tegaskan lagi bahwa keputusan larangan mudik tahun ini sudah final. Untuk itu, kami meminta masyarakat untuk tidak mudik pada tahun ini agar tidak terjadi hal yang kita tidak inginkan, yaitu terjadinya lonjakan kasus Covid-19," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dikutip Selasa (5/4/2021).

Budi menjelaskan jajarannya akan konsisten untuk melaksanakan kebijakan larangan mudik yang sebelumnya diumumkan Menko PMK Muhadjir Effendy. Dalam rangka mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid - 19.

Namun, larangan mudik berdampak melambatnya perputaran ekonomi di momen Bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Pemerintah menegaskan bahwa larangan mudik sudah tak bisa ditawar, alias sudah final.

Ketua umum Jaringan Usahawan Independen Indonesia (Jusindo) Sutrisno Iwantono memprediksi dampaknya akan sama dengan tahun lalu.

"Arus traffic manusia mendorong berbagai kegiatan ekonomi, baik pengangkutan di sektor perdagangan juga berkaitan pariwisata, karena biasanya orang mudik disertai rekreasi, tentu permintaan di daerah-daerah yang biasanya orang dari kota pulang kampung membelanjakan sebagian penghasilannya di situ, kondisi ini berbeda ketika mudik diperbolehkan," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (5/4).

Ketika mudik ada pelarangan, maka pergerakan manusia itu menjadi terbatas. Beberapa sektor akan terkena imbas parah, utamanya sektor pariwisata seperti hotel dan restoran. Pasalnya, ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan mudik bukan untuk pulang kampung, namun untuk berlibur di hotel.

"Sehingga mendorong okupansi hotel maupun belanja di sektor restoran, makanan, oleh-oleh, souvenir, ini akan terganggu dibandingkan jika nggak ada pelarangan. Tapi kita memahami tujuan-tujuan yang ingin dicapai Pemerintah, terutama percepatan penanganan Covid-19 dengan membatasi seoptimum mungkin pergerakan manusia," sebutnya Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta itu.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Mudik Dilarang Kami Tetap Pulang' Ternyata Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular