Internasional

Junta Miliiter Kian Sadis, 114 Orang Tewas Sehari di Myanmar

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
28 March 2021 06:15
Polisi menembakan gas air mata saat demo di Myanmar. AP/
Foto: Polisi menembakan gas air mata saat demo di Myanmar. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan keamanan yang dikendalikan junta militer Myanmar makin beringas. Bahkan 114 orang tewas sehari di seluruh Myanmar, Sabtu (27/3/2021).

Ini menjadi hari paling berdarah sejak kudeta terjadi 1 Februari. Semenjak Aung San Suu Kyi digulingkan ratusan warga prodemokrasi telah melakukan demonstrasi besar-besaran menentang kepemimpinan junta.

Tindakan keras yang mematikan tersebut terjadi bertepatan dengan perayaan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar Ke-76. Sebelumnya ancaman berupa kemungkinan pengunjuk rasa ditembak di kepala dan punggung sudah diumumkan televisi pemerintah Jumat, jika para aktivis tetap bertekad turun ke jalan Sabtu.

Portal berita Myanmar Now, menyebut korban tewas di antaranya tercatat di kota kedua terbesar Mandalay, 40 orang. Ada pula di Yangon, 27 orang. Korban termasuk anak-anak 13 tahun.

Hal sama juga terjadi di kota Myingyan. Sedikitnya dua pengunjuk rasa tewas.

"Mereka membunuh kami seperti burung atau ayam, bahkan di rumah kami," kata saksi Thu Ya Zaw, dimuat Reuters.

"Kami akan terus memprotes ... Kami harus berjuang sampai junta jatuh."

Sementara itu, kelompok CRPH, organisasi anti-junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan mengecam sikap junta yang makin keras. Setidaknya dari awal kudeta hingga sekarang 440 jiwa warga sipil telah tewas.

"Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Dr. Sasa, Juru Bicara CRPH, kelompok anti-junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, kepada sebuah forum online.

Delegasi Uni Eropa (UE) mengutuk keras apa yang dilakukan junta. Ia bahkan menyebut junta melakukan pembunuhan ke warga sipil.

"Hari angkatan bersenjata Myanmar ke-76 ini akan tetap terukir sebagai hari teror dan aib," kata delegasi Uni Eropa untuk Myanmar.

"Pembunuhan warga sipil tak bersenjata, termasuk anak-anak, adalah tindakan yang tidak bisa dipertahankan."

Kantor AS Ditembak

Sementara itu tembakan menghantam pusat budaya AS di Yangon, Sabtu. Juru Bicara Kedutaan Besar AS Aryani Manring mengaku masih terus menyelidiki hal ini.

"Tidak ada yang terluka," katanya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Negara Tetangga RI Ini Terancam Perang Saudara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular