Internasional

Ambyar! Ekonomi Myanmar Kontraksi 10% karena Kudeta Junta

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 March 2021 11:05
Pedemo penolak kudeta militer di Myanmar masih terus lakukan aksi pada 3 Maret 2021. AP/
Foto: Pedemo penolak kudeta militer di Myanmar masih terus lakukan aksi pada 3 Maret 2021. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - EkonomiĀ Myanmar diprediksi bakal 'terjun payung' tahun 2021 ini. World Bank (Bank Dunia) memprediksi, ekonomi negeri itu akan berkontraksi hingga 10%.

Pasca kudeta yang terjadi 1 Februari, protes terus terjadi di negeri itu secara nasional. Belum lagi sanksi yang diberikan sejumlah negara untuk menggencet junta dan membalikkan demokrasi.

Ini membuang jauh prediksi sebelumnya di mana ekonomi diyakini tumbuh 5,9%. Bank Dunia sempat meramalkan itu tahun lalu, bahkan menyebut Myanmar bakal tumbuh terkuat di kawasan.

"Myanmar telah sangat terpukul karena unjuk rasa, pekerja mogok dan aksi militer. Ini mengurangi mobilitas dan mengganggu layanan public yang kritis mulai dari bank, logistik, dan layanan internet," kata Bank Dunia dikutip dari Reuters, Jumat (26/3/2021).

Sebagaimana diketahui unjuk rasa Myanmar menargetkan ekonomi sebagai salah satu strategi kampanye. Sistem perbankan terganggu dan investor asing menarik dana.

Junta, di sisi lain, secara regular mematikan layanan internet untuk menekan aksi unjuk rasa. Ini mempengaruhi kegiatan perekonomian negeri itu.

Sejak kudeta terjadi, demonstrasi terjadi setiap hari dan memakan korban. Lembaga independen mencatat 320 orang tewas karena kekerasan aparat sementara junta melaporkan 164 jiwa melayang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Myanmar 'Shut Down', Ekonomi Negeri Burma Terancam Mati Total

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular