
Biang Kerok Merebaknya Kasus Rasisme Anti-Asia di AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Di Amerika Serikat (AS) kejahatan rasial terhadap orang Asia dan keturunannya meningkat tajam. Fakta wabah pertama Covid-19 dilaporkan di Wuhan, China menjadi alasan.
AS adalah negara yang paling parah dihantam pandemi. Berdasarkan catatan Worldometer, jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Sam per 23 Maret 2021 adalah 30.580.072 orang. AS menjadi negara dengan pasien positif corona terbanyak di dunia.
Total pasien positif corona di seluruh negara adalah 124.423.295 orang. Artinya, hampir satu dari empat orang yang terjangkit virus corona di seluruh dunia ada di Negeri Paman Sam.
Tidak hanya jumlah pasien, AS juga menjadi negara dengan korban jiwa terbanyak di dunia. Sudah 556.003 orang di AS meninggal dunia akibat serangan virus corona.
Stop AAPI Hate, organisasi yang melacak insiden kebencian dan diskriminasi terhadap orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik, mencatat setidaknya ada 500 insiden dalam dua bulan pertama tahun ini. Jika dilihat setahun terakhir, tentu angkanya lebih besar, mencapai 3.795 keluhan.
Mayoritas laporan mencatat 68% merupakan pelecehan verbal. Sementara 11% melibatkan serangan fisik.
Berbagai Kasus Kekerasan Ras di AS
Kasus terbaru, dua warga negara Indonesia (WNI) di Philadelphia, AS dikabarkan menjadi korban pengeroyokan oleh lima orang tak dikenal. Hal ini diketahui dari sebuah rilis yang dikeluarkan oleh komunitas masyarakat Indonesia di Philadelphia.
Mereka menuturkan, bahwa dua WNI telah dikeroyok di sebuah stasiun saat sedang menunggu keberangkatan kereta pada Minggu (21/3/2021) malam waktu setempat.
Tindakan kekerasan tersebut diduga sebagai kekerasan berbasis rasisme. Kedua remaja tersebut sebelumnya melaporkan mereka sudah ditarget oleh kelompok pengeroyok karena motif ras.
Lima hari sebelumnya, juga terjadi penembakan dan pembunuhan oleh warga Amerika terhadap delapan orang di area spa di Atlanta pada Selasa (16/3/2021) malam waktu setempat. Enam di antaranya adalah wanita Asia-Amerika.
Dalam beberapa minggu terakhir juga muncul beberapa laporkan kematian orang Asia di AS. Salah satunya pembunuhan seorang imigran Thailand berusia 87 tahun, Vichar Ratanapakdee, serta penyerangan brutal terhadap seorang pria berusia 67 tahun di San Francisco yang tidak disebutkan namanya secara publik.
Selanjutnya ada pemukulan terhadap seorang pria bernama Denny Kim berusia 27 tahun di Koreatown Los Angeles. Denny mengatakan para penyerangnya berteriak, "Kamu mengidap Virus China, kembali ke China".
Pada tahun 2020, menurut data New York City Police Department (NYPD), ada 29 serangan bermotivasi rasial terhadap orang Asia-Amerika di New York City. Sebanyak 24 kasus di antaranya digambarkan memiliki "motivasi virus corona."
Gelombang kekerasan yang meningkat terhadap orang Asia menuntun banyak orang ke arah motif rasial setelah berita tentang pembunuhan di wilayah Atlanta tersiar ke penjuru negeri.